Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – PDAM Jayapura Papua mengajak sejumlah anggota DPRD setempat untuk melihat lebih dekat bak penampungan air di Kampwolker Perumnas III dan di Entrop, Selasa (25/2/2020).
“Tadi kami mengajak para unsur pimpinan dan anggota DPRD di antaranya Wakil Ketua I DPRD Kota Jayapura, Jhon Betaubun, dan Ketua Komisi C, Ismail Bepa, serta sejumlah anggota lainnya melihat intake atau bak penampungan PDAM Jayapura di dua lokasi berbeda,” kata Direktur PDAM Jayapura, Entis Sutisna.
Kunjungan DPRD Kota Jayapura itu untuk menyikapi banyaknya keluhan masyarakat terhadap distribusi air bersih di beberapa wilayah pelayanan PDAM Jayapura.
Lokasi pertama yang didatangi tepat berada di kaki gunung Cagar Alam Cycloop yakni di Kampwolker, Perumnas III, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura.
“Kondisi bak air PDAM di sini, kurang dari 60 persen airnya. Di sini ada dua bak penampungan, satunya milik PDAM dan satunya milik pihak lain. Hal lain yang ditemui adalah kawasan sekitar Kampwolker terjadi kerusakan yang cukup memprihatinkan, ada yang berubah menjadi kebun ataupun kawasan pemukiman,” katanya.
Bak penampungan air di Kampwolker, kata dia, memasok air bersih untuk kawasan pemukiman di Perumnas I, II, dan III atau sekitar Distrik Heram.
“Akibat air yang kurang dari 60 persen, ketersediaan air untuk warga menjadi berkurang dan ini kami akui belum optimal untuk memberikan pelayanan yang maksimal,” katanya.
Lokasi kedua yang dikunjungi adalah di kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura. Di sini, ada tiga bak penampungan yakni milik PDAM Jayapura, perusahaan air minum dan juga milik tokoh adat yang juga untuk komersil dan kebutuhan warga.
“Letak bak air milik PDAM itu dibawah dari dua bak lainnya, sehingga pasokan air di Entrop terbagi untuk tiga baik yang tentunya belum bisa memenuhi kebutuhan warga,” katanya.
Dia berharap dengan mengundang atau mengajak para wakil rakyat untuk turun langsung melihat kondisi sebenarnya di hulu air, diharapkan ada solusi ataupun saran dan masukan terkait air bersih yang diharapkan oleh warga.
“Kami juga menemukan ada sejumlah kerusahan hutan yang perlu dilestarikan kembali, karena jika tidak pasokan air akan terus berkurang jika pada musim kemarau. Harapannya warga juga bisa memahami dengan kondisi alam saat ini,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari