Parlemen Taiwan lempar jeroan babi saat bahas soal impor daging

Papua, Wakil rakyat senat
Kursi senat – Jubi/pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Anggota parlemen Taiwan dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT) melempar jeroan babi dan adu pukul dengan anggota parlemen lainnya pada Jumat, (27/11/2020) kemarin. Insiden itu terjadi saat berdebat tentang pelonggaran impor daging babi AS. Puncak keributan terjadi ketika faksi Partai KMT berupaya menghentikan perdana menteri menerima pertanyaan.

Read More

Tercatat Presiden Tsai Ing-wen mengumumkan mulai awal Januari 2021 akan mengizinkan impor daging babi AS yang mengandung ractopamine, zat aditif yang meningkatkan lemak tetapi dilarang di Uni Eropa dan Cina, serta daging sapi AS berusia 30 bulan lebih.

Partai KMT sangat menentang keputusan itu dengan mempertanyakan keamanan pangan setelah beberapa skandal dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga : Mosi untuk tangguhkan mantan PM Vanuatu dari parlemen ditolak

Anggota Parlemen perempuan Fiji diserang lewat media sosial

Aung San Suu Kyi tak diundang pada acara penghargaan HAM Parlemen Eropa

Sejak sesi terakhir parlemen dimulai pada pertengahan September, KMT telah memprotes keputusan impor daging babi dan menghalangi Perdana Menteri Su Tseng-chang untuk menyampaikan laporan rutin atau menerima pertanyaan, dengan menduduki podium tempat dia berbicara.

Muak dengan kebuntuan rapat, Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa memutuskan mereka akan memastikan Su dapat berbicara pada Jumat, kemarin dan membentuk penghalang pelindung di sekitarnya saat dia masuk, ketika anggota parlemen KMT meniup peluit, memegang spanduk, dan membunyikan klakson angin.

Ketika Su mulai berbicara, anggota parlemen KMT melemparkan ember isi perut babi ke arahnya, dan beberapa saling adu jotos. Anggota KMT dan Chen Po-wei dari Partai Pembangunan Negara Taiwan juga berkelahi. Su segera mundur, tetapi kemudian naik kembali untuk menerima pertanyaan, tetapi suaranya diredam oleh teriakan anggota parlemen KMT.

DPP mengecam protes tersebut, dengan mengatakan bahwa membuang isi perut babi adalah pemborosan makanan dan mengotori lantai parlemen. DPP menyerukan untuk kembali ke debat rasional.

KMT mengatakan keputusan daging babi sengaja dibuat buru-buru dan menimbulkan ancaman kesehatan. DPP membantah tuduhan tersebut.

“Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan melindungi jaminan keamanan pangan, partai oposisi tidak bisa tidak melawan,” kata KMT mesikapi tentang protes itu.

Meski menganut sistem demokrasi, parlemen Taiwan sering terlibat dalam perselisihan antarfaksi yang berujung baku hantam.

Selama bertahun-tahun rapat parlemen Taiwan diwarnai adu jotos, tarik-menarik rambut, dan melempar botol. The Independent melaporkan, pada Juli 2017, sejumlah anggota parlemen Taiwan melempar kursi ketika diskusi berubah menjadi perdebatan sengit. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply