Para pelajar dan mahasiswa asal Mimika butuh bantuan

Mahasiswa Mimika membentangkan baliho di depan asrama mereka di Kota Jayapura, Papua, Senin (20/4/2020). - Jubi/Hengky Yeimo
Mahasiswa Mimika membentangkan baliho di depan asrama mereka di Kota Jayapura, Papua, Senin (20/4/2020). – Jubi/Hengky Yeimo

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sekretaris Ikatan Pelajar Mahasiswa Mahasiswi Mimika  Kota Studi Port Numbay, Mario Dimbau mengatakan pemberlakuan pembatasan sosial oleh pemerintah berdampak terhadap aktivitas para pelajar dan mahasiswa asal Mimika di Kota Jayapura. Ia menyatakan kebijakan untuk memutus rantai penularan virus korona itu juga berdampak terhadap para pelajar dan mahasiswa asal Mimika yang tengah bersekolah di luar Papua.

Read More

Hal itu disampaikan Mario Dimbau di Jayapura pada Senin (20/4/2020). Ia menyatakan pembatasan sosial itu membuat para pelajar dan mahasiswa Mimika yang bersekolah di luar Mimika kesulitan mendapatkan bahan makanan dan air bersih.

“Kami  berharap Pemerintah Kabupaten Mimika, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mimika Robi Omaleng, maupun PT Freeport Indonesia melihat situasi yang dihadapi mahasiswa Mimika di Papua maupun di luar Papua. Mohon mereka membantu kami punya makan, minum, listrik dan air bersih,” katanya.

Dimbau meminta Pemerintah Kabupaten Mimika meninjau berbagai asrama pelajar dan mahasiswa asal Mimika. “Saya meminta Pemerintah Kabupaten Mimika segera melihat kondisi pelajar dan mahasiswa mimika yang menempuh pendidikan di Papua dan Jawa-Bali, bahkan [di] seluruh Indonesia,” kata Dimbau.

Dimbau menyatakan para pelajar dan mahasiswa asal Mimika ingin mematuhi imbauan untuk tetap tinggal di rumah dan membatasi aktivitas di luar rumah. Akan tetapi, mereka membutuhkan bantuan pangan dan air bersih untuk bisa menjalankan imbauan itu dengan tenang.

“Bantuan ini bertujuan untuk mahasiswa selama masa karantina di asrama, agar penghuni asrama tidak keluar mencari makan sembarang. Aturan semakin ketat membuat kami juga selalu waspada dengan bahaya penyebaran virus korona,” ujarnya.

Dimbau memperkirakan pembatasan sosial yang diberlakukan pemerintah akan semakin ketat, karena jumlah kasus positif korona di Indonesia semakin banyak. Mereka juga mengkhawatirkan pandemi Covid-19 di Mimika, yang menjadi salah satu daerah dengan kasus positif korona terbanyak di Papua.

“Hari ini Kabupaten Mimika juga angkanya semakin meningkat sehingga kami tidak menginginkan agar mahasiswa yang ada di luar terjangkit. Oleh sebab itu ,pemerintah harus memperhatikan hal ini,” katanya.

Salah satu tokoh pemuda Mimika, Yunus Alomang berharap pemerintah dapat membantu para pelajar dan mahasiswa yang harus mendekam di asrama selama berbulan. “Seandainya di Timika, mereka bisa mendapatkan bahan makanan dari hasil kebun. Akan tetapi, mereka berada di luar Kabupaten Mimika. Pemerintah harus membantu mereka,” katanya.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply