Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura menempatkan peningkatan ekonomi masyarakat sebagai salah satu program prioritas, namun juga diikuti dengan kerja keras dan semangat warga bila ingin meningkatkan pendapatan dalam keluarga.
“Yang terpenting itu membentuk pola pikir untuk berusaha untuk berpikir jangka panjang, karena 30-40 persen orang asli Papua [OAP] masih didominasi konsumsi,” ujar Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Frans Pekey, di Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (22/3/2022).
Dikatakan Pekey, kebanyakan orang asli Papua tidak berkembang karena berusaha masih dipengaruhi dengan status keluarga. Misalnya, saat ada keluarga yang datang berbelanja tidak membayar tidak apa-apa, tapi begitu belanja di luar harus membayar.
“Pola pikir seperti ini yang harus diubah. Kapan bisa berkembang kalau seperti itu terus. Harusnya keuntungan dari usaha bisa dipakai untuk usaha lagi tapi lama-lama jadi tidak jalan. Ini kebiasaan kita orang Papua. Pola pikir inilah yang harus kita ubah. Kalau ada untung dan bisa ditabung baru bisa bagi-bagi,” ujar Pekey.
Pekey berharap, OAP khususnya di Kota Jayapura bisa mengubah pola pikirnya untuk menanamkan jiwa usaha, kalau diberikan fasilitas usaha untuk mendukung pengembangan usaha dan bisa mandiri.
“Ini harapan pemerintah. Kalau usaha bisa berkembang kita bisa membuka lapangan kerja. Melalui pembinaan dan pendampingan secara kontinue agar ada peningkatan usaha dari waktu ke waktu. Kalau orang mau maju, apapaun tantangan harus dihadapi tapi punya komitmen supaya bisa berkembang sehingga dengan demikian menjadi pengusaha sukses,” ujar Pekey.
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru mengatakan, semangat kemandirian dalam berusaha bagi orang asli Papua sangat tinggi, namun diganggu oleh faktor kekeluargaan. Tentu saja tanpa disadari hal ini dapat menghambat pengembangan usaha yang sedang dijalani.
“Potensi ekonomi di kampung baik di laut dan di darat sangat besar bila dikelola dengan baik. Selain mendapatkan ADD [anggaran dana desa] tapi juga mengelola usaha dengan memanfaatalan potensi kampung untuk mendapatkan dana guna membangun kampung dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rustan.
“Kanapa kita tidak bisa maju karena dapat uang sedikit habis dibagi, padahal bisa dipakai untuk pengembangan usaha. Mengubah pola pikir untuk menanamkan jiwa usaha. Tidak perlu jauh-jauh, buka pinang ojek di depan rumah atau barang kelontongan kecil-kecilan di depan rumah, ini bisa menghasilkan uang,” ujar Rustan. (*)
Editor: Dewi Wulandari