Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kota Jayapura, Papua, semakin maju dengan pertumbuhan penduduk terus bertambah banyak begitu juga dengan permukiman warga yang semakin padat menjadi tanggung jawab dan tantangan dalam pelayanan khususnya pemadam kebakaran atau damkar.
“Damkar harus menjadi dinas. Itu harapan saya, karena saya tahu dalam penanganan fungsi kota, yaitu kebersihan, kepadatan penduduk, semrawutnya kota ini dengan tata kotanya,” ujar Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano di Jayapura, Kamis (3/3/2022).
Dikatakan Tomi Mano, selama 25 tahun damkar di ibukota Provinsi Papua, berdiri sebagai bidang yang melayani masyarakat dalam penanganan musibah kebakaran. Dengan tanggung jawab dan tantangan dalam pelayanan seiring bertambahnya permukiman penduduk sehingga membutuhkan anggaran yang lebih.
“Kebakaran di Kota Jayapura semakin tinggi, bahkan satu hari bisa terjadi 2 sampai 3 kali, sementara sarana dan prasarana serta anggaran yang diberikan sangat terbatas, maka perlu dilakukan pengembangan,” ujar Tomi Mano.
Menurut Tomi Mano, dengan mengubah damkar menjadi dinas maka pelayanan semakin maksimal, karena didukung dengan anggaran yang memadai, baik armada, sumber daya manusia, maupun sarana dan prasarana.
“Saya bertahap dengan pemulihan ekonomi yang terus dilakukan, maka ke depannya damkar bisa diubah menjadi dinas. Kami terus melakukan sosialisasi dan mitigasi kesiap-siagaan pecegahan bencana kebakaran kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano menambahkan masyarakat yang akan keluar rumah harus mengecek terutama memadamkan kompor, kalau menyambung listrik harus memanggil PLN sehingga tidak mengakibatkan kabaran bagi dirinya dan orang lain.
Baca juga: Wali Kota Jayapura akui keterbatasan pembenahan damkar
Kabid Pemadam Kebakatan Kota Jayapura, Margareta Veronika Kirana mengatakan, dengan luasnya kota dan tingkat kepadatan penduduk yang berpotensi mudahnya terjadi kebakaran, maka secara regulasi damkar sudah diwajibkan menjadi dinas.
“Upaya untuk menjadi dinas ini, sementara sedang kami dilakukan. Saya berharap upaya ini [damkar menjadi dinas] diperkuat dengan ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai,” ujar Kirana.
Kirana menambahkan, selama dua tahun terakhir atau sepanjang 2020-2021 telah terjadi kebakaran 35 kali, dalam setahun bisa 15 sampai 20 kali. Kebakaran disebabkan korsleting listrik dan kompor meledak.
“Kendala kami karena ketersediaan armada, hidran [sumber air], dan sulitnya akses masuk ke lingkungan warga yang sempit dan ditambah lagi banyaknya warga yang menonton kebakaran itu terjadi. Tapi kami bertekad, pantang pulang sebelum api padam,” ujar Kirana.
Kirana minta seluruh warga masyarakat Kota Jayapura dijauhkan dari segala musibah khususnya kebakaran serta berhati-hati dalam menjaga keamanan dan ketentraman di lingkungan masing-masing, karena kebakaran bisa melenyapkan harta benda hingga menyebabkan korban jiwa. (*)
Editor: Dewi Wulandari