Tingkatkan ketahanan pangan dengan pangan lokal

papua-penjual-komoditas-pangan-lokal
Penjual komoditas pangan lokal di Pasar Hamadi - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan meningkatkan produksi komoditas pangan lokal dapat membangkitkan semangat petani, apalagi di tengah pendemi Covid-19 saat ini.

“Warga juga bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk berkebun agar mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari di tengah pandemi Covid-19. Hingga saat ini stok pangan masih aman,” ujar Pekey, saat ditemui Jubi di Kantor Wali Kota Jayapura-Papua, Rabu (9/9/2020).

Read More

Musim kemarau saat ini membuat hasil panen padi menjadi sangat minim, sehingga dengan meningkatkan produksi komoditas pangan lokal dapat meningkatkan ketahanan pangan di masyarakat.

“Pengembangan aneka komoditas pangan lokal sebagai pangan alternatif di tengah musim kemarau panjang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ketika musim panen padi terhambat,” ujar Pekey.

Baca juga: Wagub Papua: pangan lokal seperti sagu lebih sehat dibandingkan nasi

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jayapura, Jean H. Rollo, mengatakan pengembangan pangan lokal untuk membiasakan masyarakat makan produksi lokal sekaligus meningkatkan pendapatan petani.

Saat ini masyarakat di Kota Jayapura sudah terbiasa mengkonsumsi beras sebagai kebutuhan pangan sehari-hari. Dengan meningkatkn produksi pangan lokal sehingga warga tidak terlalu bergantung pada nasi, tapi juga bisa makan keladi, ubi jalar, ubi kayu, jagung, pisang, bete, dan sagu.

Komoditas penyangga ini tersedia cukup di Kota Jayapura. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jayapura terus melakukan pembinaan agar petani lebih giat lagi menanam dengan menghasilkan pangan berkualitas.

“Gerakan tanam komoditas pangan lokal didukung oleh program penyediaan dan pengembagan sarana pertanian, yang memfasilitasi berbagai sarana pertanian seperti traktor, kultivator, pompa air, handsprayer, pupuk, hingga bibit tanaman,” ujar Rollo. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply