Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Fachrudin Pasolo, mengatakan kondisi sekolah di daerah perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) memiliki kerumitan tersendiri terutama dalam proses belajar mengajar.
“Guru-guru datang ke sekolah tapi anak-anak [peserta didik] kadang tidak datang ke sekolah. Bahkan guru harus mendatangi ke rumah mereka juga tapi tidak ada,” ujar Pasolo di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (15/11/2021).
Menurut Pasolo, hal itu menjadi kendala sebab aktivitas belajar mengajar tidak efektif, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, belajar mengajar di sekolah dibatasi pelaksanaanya.
“Tapi saya pastikan, kalau pelaksanaan pendidikan di daerah perbatasan seperti di Kampung Skouw Moso Distrik Muara Tami tetap berjalan dengan baik sesuai dengan agenda pendidikan,” ujar Pasolo.
Kendala lainnya, lanjut Pasolo, peserta didik pamit ke sekolah, namun tidak sampai masuk ke kelas atau tidak sampai sekolah. Meski tidak semua sekolah di daerah perbatasan memiliki kendala tersebut, hal itu menjadi tantangan bagi guru demi meningkatkan pendidikan di daerah perbatasan.
“Harapan saya kepada orang tua siswa agar terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan guru sehingga siswa-siswi di daerah perbatasan ini dapat belajar dengan baik agar tidak ketinggalan pelajaran,” ujar Pasolo.
Baca juga: 99 persen guru di Kota Jayapura sudah divaksinasi Covid-19
Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan sekolah di daerah perbatasan RI-Papua Nugini butuh sentuhan guru yang profesional sehingga peserta didik tidak ketinggalan pelajaran demi tercapai upaya mencerdaskan anak-anak di Kota Jayapura supaya mereka bisa mencapai cita-citanya.
“Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus dilakukan, karena Kota Jayapura sebagai barometer pembangunan di Papua, salah satunya di bidang pendidikan. Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura memberikan perhatian serius pada dunia pendidikan,” ujar Pekey.
Dikatakan Pekey, dalam proses pendidikan yang bermutu, terlibat berbagai input, seperti bahan ajar yang bersifat kognitif, efektif, psikomotor, dan metodologi, yang bervariasi sesuai kemampuan guru dengan tujuan peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
“Sarana dan prasarana sekolah, dukungan administrasi, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana belajar baik di dalam maupun luar kelas juga berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan,” ujar Pekey.
Pekey berharap tantangan sekolah di daerah perbatasan dalam diatasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, dengan benar-benar melakukan pengawasan dan kontrol sehingga guru melaksanakan kewajiban mereka dalam memberikan pelajaran.
“Sampai hari ini, bidang pendidikan di Kota Jayapura masih menjadi yang terbaik di Papua, mulai dari tingkat kelulusan, penuntasan buta aksara, partisipasi sekolah, dan indeks pembangunan manusia,” ujar Pekey. (*)
Editor: Dewi Wulandari