Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jayapura, Rory Cony Huwae, mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura terpuruk hingga -1,97 persen akibat pandemi Covid-19.
“Sebelum pandemi ini, laju pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura berada di angka 5,17 persen,” ujar Huwae di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (8/3/2021).
Menurut Rory, pembatasan waktu beraktivitas menghambat laju roda perekonomian di ibukota Provinsi Papua ini. Pasalnya, perekonomian hanya mengandalkan jasa dan perdagangan.
Akibat pembatasan itu, pergerakan roda perekonomian terjadi penurunan dari sisi pendapatan warga termasuk pendapatan pemerintah, dalam hal ini retribusi dan pajak daerah yang dipungut dari pelaku usaha.
“Semua daerah di Indonesia mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi. Kami tidak bisa pungkiri itu,” ujar Huwae.
Huwae menggambarkan bila aktivitas masyarakat over time hingga pukul 3 dini hari, maka mampu menambah income atau pendapatan daerah karena stabilnya penerimaan retribusi dan pajak.
Namun, akibat pembatasan beraktivitas mempengaruhi aktivitas pelaku usaha karena tidak bisa memaksimalkan usaha yang dijalankan baik perdagangan maupun dari sektor jasa.
“Sekali lagi saya katakan, masalah pandemi ini menyebabkan proses pertumbuhan ekonomi di Kota Jayapura menjadi menurun,” ujar Huwae.
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, mengatakan guna mendorong peningkatan ekonomi dengan membuka aktivitas jasa dan perdagangan meski dilakukan pembatasan beraktivitas.
“Dengan demikian roda perekonomian bisa berjalan dengan baik, begitu juga dengan penanganan kesehatan masyarakat untuk menopang pendapatan masyarakat dan daerah,” ujar Rustan.
Rustan mengaku laju pertumbuhan ekonomi di kota yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini ini menjadi terhambat diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
“Saya harapkan ketaatan masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi ini seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir serta menjauhi kerumunan, menjaga iman dan imun tubuh,” ujar Rustan.
Baca juga: PAD Kota Jayapura direncanakan Rp 200 mililar pada 2021
Sebelumnya, Sekretaris Badan Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura, Ali Mas’udi, menargetkan Pendapatan Asli Daerah pada 2021 sebesar Rp200 miliar. Target ini menurun bila dibandingkan pada 2020 sebesar Rp220 miliar.
“Karena pandemi Covid-19 ini, sehingga target PAD Kota Jayapura mengalami perubahan. Kami optimis bisa capai target, karena kami maksimalkan pelayanan baik secara online maupun offline,” ujar Ali.
Komponen PAD, dikatakan Ali, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan kekayaan yang dipisahkan, dan pendapatan lain-lain.
“Yang paling dominan adalah PAD yang diperoleh dari pajak daerah. Target kami sebesar Rp183 miliar atau 83 persen. Sedangkan lainnya diperoleh dari retribusi. Kami mengacu pada kebijakan aspek ekonomi dan kesehatan tetap jalan meski masih pandemi,” ujar Ali. (*)
Editor: Dewi Wulandari