Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kunci keberhasilan Kota Jayapura, Provinsi Papua menjaga produksi padi adalah karena pengaturan irigasi, terutama saat musim kemarau, dimana debit air berkurang karena berkurangnya curah hujan.
“Sekali panen 5,5 ton di atas lahan 550 hektare. Sekarang sudah masuk musim tanam kedua,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Hendrik Rollo, di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (5/10/2020).
Dikatakan Rollo, terjaganya hasil panen padi dikarenakan petani selalu menjaga debit air, yaitu melalui saluran irigasi yang disiapkan untuk pendistribusian air untuk mencegah petani mengalami gagal panen akibat kekeringan.
“Pola tanam dan pengaturan irigasi sangat penting dilakukan, dan harus dilakukan jangka panjang sebagai bentuk antisipasi saat musim kemarau, agar debit air tidak turun (ke dalam tanah) terlalu banyak,” ujar Rollo.
Selain itu, dikatakan Rollo, petani di Kota Jayapura menyusun pemetaan sifat musim lokal, yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau sehingga bisa mengantisipasi petani dari gagal panen.
“Kami terus mengedukasi petani dan melakukan pendampingan supaya hasil panen melimpah dan kebutuhan pangan (beras) bisa tercukupi untuk kebutuhan makan dan meningkatkan perekonomian petani,” ujar Rollo.
Baca juga: Tingkatkan ketahanan pangan dengan pangan lokal
Wali Kota Jayapura-Papua, Benhur Tomi Mano, mengatakan dengan alat-alat pertanian modern dapat mendorong produksi padi di Distrik Muara Tami sehingga kebutuhan pangan tetap terjaga.
“Petani harus mendapat pendampingan dan pelatihan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano, mengimbau kepada pemilik lahan pertanian yang sudah ditanami komoditas pangan agar tidak dijual untuk dialihfunsikan ke pembangunan rumah dan gedung kantor sehingga produksi pertanian tetap terjaga. (*)
Editor: Dewi Wulandari