Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sebanyak 55 orang utusan dari Sekolah Dasar atau SD dan Madrasah Ibtidaiyah atau MI, masing-masing satu orang, mengikuti bimbingan teknis (bimtek) pengelolaan perpustakaan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Provinsi Papua.
“Untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam mengelola dan menata perpustakaan sekolah,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (28/10/2021).
Selain itu, dikatakan Ireeuw, mengembangkan perpustakaan sekolah dan melayani kebutuhan pemustakan di lingkungan sekolah masing-masing demi terwujudnya siswa-siswi SD dan MI melalui peningkatan minat baca dan pengelolaan perpustakaan sekolah secara terampil.
“Pelaksanaan, pengawasan, laporan, pekerjaan perpustakaan, yaitu pengembangan bahan pustaka, pengelolaan baga pustakan, pelayanan perpustakaan, pelestarian bahan pustaka, promosi perpustakan, penataan buku/koleksi, dan data penggunaan dari peserta didik,” ujar Ireeuw.
Ireeuw menambahkan agar perpustakaan terlaksana maksimal, harus memiliki gedung/ruangan, sarana dan prasarana, koleksi perpustakaan, tenaga pengelola/pustakawan, layanan perpustakaan, anggaran, organisasi dan tata laksana, serta pemustaka.
Baca juga: Layanan perpustakaan terapung di Kota Jayapura ditunda
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan gemar membaca harus ditanamkan sedini mungkin kepada peserta didik, khususnya di SD dan MI, agar menjadi budaya untuk di masa mendatang.
“Usaha ini tidak cukup hanya dilakukan oleh guru atau komunitas di sekolah tapi juga peran pemerintah, orangtua, lingkungan masyarakat sangat berperan penting agar menjadikan anak gemar membaca,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano minta keberadaan perpustakaan di sekolah sebagai sarana pembelajaran sangat penting sehingga memudahkan peserta didik dalam meraih cita-cita dikarenakan identik gemar membaca.
“Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus dikelola dengan baik. Jika pengelola perpustakaan sudah memiliki kompetensi maka perpustakaan yang dikelola akan menjadi baik sehingga melahirkan pemustaka di sekolah maupun di luar sekolah,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano menambahkan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, anak-anak lebih suka media audio visual sehingga adanya bimtek tersebut dapat membina kompetensi tenaga perpustakaan secara optimal guna mewujudkan literasi sekolah. (*)
Editor: Dewi Wulandari