Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketegangan yang terjadi pasca penembakan yang menewaskan delapan pekerja PT Palapa Timur Telematika membuat warga sipil Kampung Tinggilibet dan Kampung Dambet di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, mengungsi. Sebagian besar dari mereka mengungsi ke SD YPPGI Kampung Milawak, ibu kota Distrik Beoga.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Puncak, Lukius Newegalen membenarkan informasi tentang warga sipil Tinggilibet dan Dambet yang mengungsi ke Milawak itu. Menurutnya, warga mulai mengungsi ke Milawak sejak 4 Maret 2022. Ia menyatakan sebagian pengungsi juga menempati Kantor Distrik Beoga di Milawak.
“Benar, sejak tanggal 4 Maret 2022 masyarakat sudah menempati Kantor Distrik Beoga. Kami belum bisa memastikan jumlah warga yang mengungsi ke Milawak,” tulisnya saat dikonfirmasi Jubi melalui layanan pesan Whatsapp pada Rabu (16/3/2022).
Baca juga: 8 karyawan PT Palapa Timur Telematika tewas ditembak kelompok bersenjata
Menurut Newegalen, pengusian warga sipil itu terjadi seiring meningkatnya ketegangan di Distrik Beoga pasca penembakan yang menewaskan delapan pekerja PT Palapa Timur Telematika pada 2 Maret 2022. “Mereka mengungsi karena mereka takut sekaligus mengamankan diri. Ada kontak tembak antara TPNPB dan TNI di Beoga. Selain itu, aparat keamanan juga sudah membangun Pos TNI di kampung mereka,” kata Newegalen.
Salah seorang aktivis mahasiswa asal Puncak, Pentan Wanimbo mengatakan kasus pengungsian warga sipil selalu berulang di Puncak, terjadi ketika ada eskalasi konflik bersenjata di Papua. Ia menyatakan hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Puncak belum serius menangani pengungsi.
“Pengungsi di Kabupaten Puncak ada beberapa tempat. Mereka mengungsi tanpa ada perhatian dari pemerintah daerah. Pemerintah harus serius menangani kasus itu,” kata Wanimbo. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G