Pekan kedua Ramadan, omzet pedagang di Pasar Hamadi turun

Pedagang ayam di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Papua
Pedagang ayam di Pasar Hamadi, Kota Jayapura sedang mengatur dagangannya - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Memasuki pekan kedua bulan Ramadan 1442 Hijriyah/2021 Masehi omzet atau penjualan pedagang di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Provinsi Papua, turun.

“Turunnya sampai 50 persen. Biasanya sehari saya bisa jual 40 ekor, sekarang laku terjual paling banyak 20 ekor. Penjualan masih sepi, belum banyak yang datang berbelanja,” ujar seorang pedagang ayam, Hadijah, saat ditemui Jubi dilapaknya, Jumat (23/4/2021).

Read More

Dikatakan Hadijah, mulai awal Ramadan hingga saat ini, penjualan ayam potong segar belum bergeliat.

“Biasanya pembeli banyak nanti tinggal dua hari Lebaran. Saya bisa jual 150-200 ekor ayam satu hari,” ujar Hadijah.

Akibat dari sepinya pembeli ayam, Hadijah harus mengurangi pengambilan dari distributor, yang biasanya bisa mengambil empat karung, kini dikurangi satu atau dua karung.

“Warga yang datang berbelanja di pasar banyak, hanya saja belum banyak yang datang beli ayam, paling yang saya layani hanya langganan sehari-hari, kalau ibu-ibu rumah tangga belum banyak,” ujar Hadijah.

Baca juga: Dana padat karya Kementerian PUPR langsung dibagikan ke warga

Masih di tempat yang sama, pedagang komoditas pertanian, Nur, mengatakan selama Ramadan penjualannya turun. Meski masih ada yang datang, namun tidak seramai seperti sebelum Ramadan.

“Sekarang paling banyak saya bisa dapat Rp1 juta, dibandingkan sebelum Ramadan, saya bisa pegang uang sampai Rp2 juta bahkan lebih,” ujar Nur.

Menurut Nur, meski masih dalam situasi pandemi Covid-19, warga yang datang ke pasar untuk membeli kebutuhan bahan pokok seperti sayur-mayur, lombok, bawang, wortel, tetap banyak.

“Pasar selalu ramai, banyak pembeli yang datang. Pasar mulai sepi kalau sudah pukul 12 sampai sore. Penjualan saya meningkat kalau satu minggu menjelang Lebaran. Harga barang masih stabil, belum ada kelangkaan barang dan kenaikan harga,” ujar Nur. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply