Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri atau STAKPN Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, berunjuk rasa dan meminta Kementerian Agama RI segera melantik DR Yosep Kambu SPAK MSi sebagai Ketua STAKPN Sentani. Para mahasiswa mempertanyakan alasan Kementerian Agama RI yang secara mendadak membatalkan pelantikan Yosep Kambu sebagai Ketua STAKPN Sentani.
Dalam unjuk rasa itu, para mahasiswa mempertanyakan alasan Kementerian Agama RI membatalkan pelantikan Yosep Kambu sebagai Ketua STAKPN Sentani. “Kami minta Kementerian Agama RI segera lantik DR Yosep Kambu sebagai ketua, karena ia terpilih dan sudah diundang Kementerian Agama RI untuk menghadiri pelantikannya,” kata Petrus Magayang selaku koordinator unjuk rasa itu.
Magayang menyatakan Yosep Kambu harus segera dilantik menjadi Ketua STAKPN Sentani agar kegiatan akademik di kampus itu tetap berlangsung. Jika Yosep Kambu tak segera dilantik, Magayang khawatir STAKPN Sentani tidak bisa mewisuda mahasiswa pada Desember 2021.
Baca juga: Pemkot Jayapura gelar bimtek pengelolaan perpustakaan
“Kami mahasiswa dan semua dosen sudah dengar, bahwa yang akan dilantik [menjadi Ketua STAKPN Sentani] itu DR Yosep Kambu yang sudah dipilih dengan suara yang sah. Tapi [Kementerian Agama RI malah membuat] surat pembatalan pelantikan pada 12 Oktober 2021,” ujarnya.
Magayang meminta ada utusan kampus STAKPN Sentani yang menyampaikan aspirasi itu kepada Kementerian Agama RI di Jakarta. “Kami minta perwakilan dosen dan mahasiswa ke Jakarta, bawa aspirasi kami dan tanyakan kenapa pelantikan DR Yosep Kambu ditunda. Kami lakukan demo damai karena kami mau belajar dengan baik, dan ada perubahan di kampus ini,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Markus Gainau selaku senat dan dosen STAKPN Sentani sekolah itu dibangun untuk orang asli Papua dan melayani Tuhan di Tanah Papua. Ia merupakan alumnus angkatan pertama sekolah tinggi agama itu.
Baca juga: STK TP Deiyai yudisiumkan 27 mahasiswa
“Saya merupakan alumni pertama di sekolah ini. Tiga kandidat [Ketua STAKPN Sentani adalah civitas] terbaik. Pak Yosep Kambu yang diminta ke Jakarta untuk pelantikan. [Ia] sudah sampai di sana, tiba-tiba [pelantikan] dibatalkan. Kalau batal [tiba-tiba] itu ada tanda tanya. Kita harus tanyakan kepada Menteri Agama, kenapa pelantikan itu dibatalkan. Kalau Menteri tidak bisa jawab, berarti kita tuntut,” kata Gainau.
Wakil Ketua III STAKPN Sentani, Eliezer Tenggroitiuw juga mengatakan pembatalan pelantikan DR Yosep Kambu SPAK MSi sebagai Ketua STAKPN Sentani disampaikan Kementerian Agama RI setelah Yosep Kambu dan keluarganya tiba di Jakarta. Tenggroitiuw menyatakan pihak STAKPN Sentani juga tidak tahu menahu tentang alasan Kementerian Agama RI membatalkan pelantikan itu.
“Demo yang dilakukan mahasiswa itu karena pembatalan pelantikan Bapak Yosep Kambu sebagai Ketua STAKPN Sentani. Padahal, semua mahasiswa dan dosen di kampus sudah tahu kalau Pak Yosep akan dilantik di Jakarta, sehingga Pak Yosep bersama istri [berangkat] ke Jakarta. Namun sesampainya di sana, terjadi pembatalan pelantikan karena hal-hal yang tidak diketahui oleh kampus dan Pak Yosep,” ujar Tenggroitiuw. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G