Kayu lapuk dan sering dihantam banjir, jembatan penghubung Kampung Sanoba dan Waharia akhrinya putus

Papua
Jembatan Penghubung Sanoba dan Waharia di Nabire – Jubi/Titus Ruban.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Jembatan penghubung antara kampung Sanoba bawah, Distrik Nabire dan Kampung Waharia, Distrik Teluk Kimi, Kabupaten Nabire, Papua, putus total.

“Tiba-tiba saja kemarin siang putus, tapi memang karena sudah lama tidak terurus,” ujat Ketua RT 01 Kampung Waharia, Distrik Teluk Kimi, Aser Raubaba di Nabire. Kamis (22/4/2021).

Read More

Menurut Raubaba, jembatan penghubung dua Kampung dan dua Distrik ini sudah dibiarkan belasan tahun tak diurus. Padahal, jembatan ini sering mengalami kerusakan akibat banjir yang menerjang tiang jembatan atau kayu yang sering lapuk. Kendati demikian, belum ada perhatian serius dari Pemerintah untuk memperbaiki.

“Jadi kalau kayu lapuk, saya biasanya ajak warga sekitar sini perbaiki sama-sama,” tuturnya.

Kata Raubaba, jembatan ini bukan hanya sebagai sarana penghubung dua Kampung, namun juga sebagai satu-satunnya akses menuju Pantai Wisata Gedo.

Jembatan yang dibangun sejak tahun 1990-an itu sering mengalami kerusakan dipicu banjir. Tiang utamanya sudah membengkok dan miring, belum lagi kayunya sering lapuk.

“Jembatan ini sudah lama sekali, selalu dibiarkan begitu saja,” kata Raubaba.

Lanjutnya, hampir setahun belakangan jembatan sudah terlihat parah. Akibatnya, tidak dapat dilalui kendaraan roda empat, tetapi hanya roda dua.

Kini, jembatan benar-benar putus. Ia merasa sedih sekaligus mengeluh karena akan menghambat penjalanan anak-anak sekolah dari Kampung Waharia yang mengenyam pendidikan di Kampung Sanoba atau Kota Nabire.

“Sekarang ini saya bingung dan kasihan. Anak-anak ke sekolah nanti terganggu.  Kalau yang punnya kendaraan pasti lewat jalan atas, jika tidak harus tunggu air sungainya surut,” ungkapnya.

Warga Lainnya, Stevanus Mote mengatakan, jembatan penghubung dua kampung itu sudah pernah dikerjakan salah kontraktor setahun sebelumnya. Namun hingga kini belum ada kelanjutannya.

“Pernah ada yang datang kerja, tapi tidak lanjut lagi sampai sekarang,” kata Mote.

Stevanus yang juga warga Kampung Waharia ini mengaku, telah mengetahui jika jembatan tersebut termasuk jalan menuju Pelabuhan Samabusa jalur pantai, yang merupakan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Papua.

“Saya juga baru tau dari orang yang dulu kerja di sini, kalau jembatan ini urusan Provinsi dan bukan Kabupaten,” kata Mote.

Namun keduanya berharap, baik kepada Pemerintah Kabupaten Nabire maupun Provinsi Papua untuk memperhatikan dan segera memperbaiki jembatan tersebut. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply