Papua No. 1 News Portal | Jubi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam siaran persnya No. 180/HM/KOMINFO/05/2021, tertanggal 21 Mei 2021, mengklaim layanan telekomuniasi di Jayapura pulih. Kenyataan di lapangan tidak demikian alias omdo atau omong doang, kata orang Jakarta.
Telkom Witel Papua mengakui sampai saat ini layanan internet di Kota/Kabupaten Jayapura belum pulih dan masih menunggu kapal perbaikan kabel optik. Ini berbanding terbalik dengan rilis yang dikeluarkan Kominfo.
Faktanya, sebagian besar wilayah di Jayapura dan sekitarnya masyarakat masih dibuat kelimpungan. Fenomena pemburu internet masih terlihat di sejumlah titik.
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, dalam rilisnya menyampaikan per 20 Mei 2021, masyarakat di Jayapura sudah bisa menggunakan layanan internet dari TelkomGroup secara menyeluruh, baik fixed broadband Indihome maupun mobile broadband Telkomsel, pasca putusnya sistem komunikasi kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura pada 30 April 2021, yang diduga disebabkan oleh faktor alam.
“Aktifnya kembali layanan internet dan suara dari TelkomGroup ditunjang oleh pemanfaatan link satelit 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1.600 Mbps, dengan total kapasitas bandwidth 4,7 Gbps,” kata Permadi.
Kemudian, ia juga menyebut layanan internet di instansi publik di Jayapura juga telah aktif, antara lain di rumah sakit, Diskominfo, TNI dan Kepolisian, BKMG, sekolah, kampus, Pemkot dan Pemprov Papua, serta instansi lainnya.
Masyarakat juga dapat mengakses internet gratis di beberapa titik, seperti Kandatel Sentani, Kandatel Abepura, Telkom STO 1 Jayapura, dan Telkom BaseG. Sementara jurnalis dapat memanfaatkan media center di Kantor Witel Papua.
“Kementerian Kominfo telah mengirimkan surat kepada TelkomGroup untuk kepastian penjaminan perlindungan konsumen bagi pelanggan yang telah membayar atau berlangganan paket selama masa putusnya layanan internet dan suara. Hal ini dilakukan untuk melindungi hak-hak masyarakat atas layanan telekomunikasi,” ujarnya.
“Pada 19 Mei 2021, kapal khusus yang membawa tim ahli telah diberangkatkan dari Makassar ke Jayapura untuk melakukan penyambungan kabel yang berada di kedalaman 4.050 m tersebut, dengan target penyelesaian minggu awal bulan Juni 2021,” tambah Permadi dalam rilisnya.
Baca juga: Internet mati di Jayapura, bagaimana belajar online?
Saat dikonfirmasi perihal tersebut, General Manager Telkom Witel Papua, Sugeng Widodo, menjelaskan bahwa akses komunikasi khususnya layanan internet memang belum sepenuhnya pulih dan hanya terbatas di beberapa titik tertentu, yakni di area publik.
“Bandwidth-nya sangat terbatas. Kita juga lagi berupaya untuk melakukan penambahan, belum bisa semua kita layani. Makanya kita sediakan akses yang free [bebas] di beberapa titik itu, seperti di wifi-wifi corner milik Telkom yang ada di Abepura, Sentani, dan di Jalan Ahmad Yani (Kota Jayapura) untuk memudahkan akses kepada publik. Karena kita belum bisa memenuhi permintaan secara keseluruhan,” jelas Sugeng.
Untuk upaya perbaikan kabel optik, Sugeng nenuturkan sampai saat ini masih menunggu jadwal yang akan dirilis oleh Corporate Communication.
“Saya belum punya jadwal kapalnya. Kemungkinan kapal tersebut sudah berlayar, tapi belum ada rilis resmi dan saya belum bisa sampaikan,” ungkapnya.
Akan tetapi, Sugeng menyatakan pihaknya tetap pada target awal, yakni mengupayakan perbaikan selesai pada awal Juni nanti.
“Tetap, rilis targetnya kan awal Juni, mesti kita kejar minggu pertama Juni 2021. Targetnya tetap, belum ada perubahan. Kita harapkan di awal Juni sudah normal, dan kabel yang terputus sudah tersambung,” pungkasnya.
BTS terbatas Telkomsel
Telkomsel Maluku Papua berupaya memaksimalkan perangkat pendukung dari Base Transceiver Station (BTS) atau infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komuniksi nirkabel antara peranti komunikasi dengan jaringan operator berupa pemancar Telkomsel yang dimiliki pada sejumlah titik di Jayapura untuk bisa melayani kebutuhan masyarakat.
Namun tidak semua BTS yang terpasang oleh telkomsel dibuka agar warga dapat mengakses layanan internet, cuma hanya diprioritaskan pada sejumlah area publik.
“Saat ini Telkomsel membuka akses layanan data di beberapa lokasi berupa rumah sakit dan tempat pelayanan publik yang menjadi prioritas dengan menggunakan transmisi berupa satelit, Radio IP, dan Palapa Ring Timur. Adapun layanan telekomunikasi saat ini masih dilayani sekira 15 persen dari kapasitas total SMPCS yang terdampak,” kata General Manager Network Operation and Quality Management Telkomsel Maluku Papua, Adi Wibowo, kepada Jubi, Minggu (23/5/2021).
Adi Wibowo menyatakan pihaknya secara bertahap berupaya mengoptimalkan serta menyesuaikan dengan kapasitas bandwith yang ada saat ini.
“Telkomsel akan mengupayakan penambahan titik layanan data secara bertahap paralel dengan penambahan kapasitas satelit,” ujarnya.
Wibowo mengklaim untuk saat ini pelanggan masih dapat menggunakan layanan telepon dan SMS.
Amiruddin, seorang pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Hamadi-Kota Jayapura, mengaku sinyal internet sudah muncul di wilayah Hamadi, Distrik Jayapura Selatan tetapi tidak bisa mengakses dengan baik.
“Ada muncul sinyal internet di handphone (4G) sejak beberapa hari lalu, tapi tidak bisa membuka foto atau gambar lewat WhatsApp. Sinyal internet turun naik dan di waktu-waktu tertentu. Kadang bagus, kadang tidak,” katanya kepada Jubi.
Baca juga: Internet terganggu, Legislator Papua minta kinerja pimpinan Telkom dievaluasi
Sera Koromari, ASN di Pemprov Papua, mengaku hal serupa bahwa jaringan internet di wilayah Polimak sekitarnya sudah muncul four G (4G). Namun tidak bisa membuka layanan media sosial berupa foto dan video dengan cepat.
“Kalau untuk teks bisa buka sedikit-sedikit dengan lumayan cepat, tapi kadang juga lelet karena jaringan tidak stabil. Ada sejumlah titik yang sinyal cukup lumayan bagus seperti di daerah kompleks Batu Karang, Polimak 2,” ujarnya.
Adi Wibowo menyampaikan pihaknya memaksimalkan BTS pada sejumlah titik terbatas yang dimiliki dan tidak membuka akses internet dengan full atau penuh. Sehingga bila masyarakat yang mengakses di titik tersebut banyak, maka sudah pasti jaringan internetnya tidak lancar.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan layanan data secara bijak untuk keperluan yang prioritas,” Adi Wibowo menegaskan. (*)
Editor: Jean Bisay