Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Jayapura, Provinsi Papua, menggelar workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Sian Soor Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (17/11/2021), diikuti ibu rumah tangga dan remaja perempuan di Distrik Jayapura Selatan dengan pembahasan utama, yaitu memahami isu gender untuk mencapai pembangunan yang berkualitas.
“Laki-laki dan perempuan memang beda tetapi tidak untuk dibeda-bedakan. Laki-laki dan perempuan sama, misalnya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan mengurus anak,” ujar Puy usai memberikan materi.
Dikatakan Puy, pekerjaan rumah tangga bisa dilaksanakan dengan baik asalkan ada komunikasi sehingga baik suami maupun istri sama-sama memahami dan tidak saling bersinggungan dengan aktivitas lain yang dijalankan tanpa harus memberatkan satu pihak.
“Itulah pentingnya koordinasi dan komunikasi kita dalam rumah tangga terutama dalam tanggung jawab masing-masing sehingga terciptanya keluarga harmonis dan menentramkan,” ujar Puy.
Menurut Puy, memahami isu gender untuk mencapai pembangunan yang berkualitas di berbagai bidang untuk memperoleh kesempatan dan hak-hak perempuan sebagai manusia, bukan hanya sebagai ibu-ibu rumah tangga saat sudah menikah tapi juga berperan penting dalam pembangunan.
“Sehingga perempuan bisa berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan,” ujar Puy.
Dikatakan Puy, terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki sehingga dengan demikian bersama-sama dalam mengisi pembangunan di berbagai bidang di Kota Jayapura.
“Kesetaraan gender harus dipahami setiap individu baik perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama dalam mengambil keputusan melalui kebijakan dalam kesepakatan yang telah ditetapkan sehingga hidup rukun dan damai,” ujar Puy.
Baca juga: 1.040 anak alami stunting di Kota Jayapura
Salah seorang peserta workshop, Eni Suebu, mengatakan ada hal-hal baru yang bisa didapat selama mengikuti kegiatan, salah satunya memacu perempuan bisa maju melalui karya dan kesempatan untuk bisa setara dengan laki-laki.
“Berdasarkan pandangan saya, kalau di kampung perempuan sangat susah untuk maju karena kurang mendapat dorongan dari laki-laki atau suami,” ujar Suebu.
Dikatakan Suebu, perempuan terutama yang hidup di kampung seenaknya ditindas karena kurangnya pemahaman, yang membuat kebanyakan perempuan di kampung sangat sulit untuk berkembang.
“Ini yang saya lihat di kampung. Kalau kita berpendiikan mungkin kita bisa mengambil keputusan. Perempuan harus sekolah agar berpendidikan agar SDM [sumber daya manusia] tinggi agar tidak ditindas,” ujar Suebu.
Suebu berharap workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan lebih digencarkan lagi pelaksanaanya di kampung-kampung agar terciptanya kesetaraan gender dalam kehidupan nyata. (*)
Editor: Dewi Wulandari