Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah atau Disperindagkop dan UKM Kota Jayapura, Provinsi Papua, akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ketersediaan sapi dan daging sapi menjelang perayaan hari raya Iduladha 1442 Hijriyah/2021 Masehi.
“Sidak dilakukan untuk memastikan ketersediaan sapi dan daging sapi yang aman, sehat, utuh, dan halal,” ujar Kadisperindagkop dan UKM Kota Jayapura, Robert L.N Awi, di Kantor Wali Kota Jayapura, Jumat (16/7/2021).
Dikatakan Awi, sidak kali ini difokuskan pada sapi dan daging sapi karena jumlah permintaan daging yang tinggi dari masyakat sehingga difokuskan ketersediaanya.
“Kalau Idulfitri hampir seluruh bahan pangan menjadi fokus kami yang harus terus dipantau. Rencana minggu ini kami mulai menghubungi distributor sapi dan daging sapi yang ada di Kota Jayapura,” ujar Awi.
Dikatakan Awi, sidak tersebut akan dilakukan di pasar tradisional dan pasar modern di ibukota Provinsi Papua tersebut sehingga memastikan masyarakat dengan mudah mendapatkan daging sapi untuk untuk hari raya Iduladha.
“Semua ini kami lakukan demi pelayanan kami kepada warga kota agar merayakan Iduladha dengan tenang dan nyaman tanpa harus merasa khawatir tidak mendapatkan daging sapi,” ujar Awi.
Baca juga: Pemkot Jayapura izinkan salat Iduladha di masjid
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Hendrik Rollo, memastikan penyembelihan hewan di rumah pemotongan hewan berlangsung secara higienis untuk memastikan kesehatan dan kesegarannya.
“Harga sapi mulai dari Rp12 juta sampai Rp30 juta satu ekor. Untuk per kilogram Rp90 ribu (daging beku) dan Rp150 ribu untuk daging segar,” ujar Rollo.
Rollo meminta pedagang maupun peternak sapi agar tidak menjual sapi yang sedang dalam kondisi tidak sehat dan daging yang tidak layak dikonsumsi karena membahayakan kesehatan orang yang mengkonsumsinya.
“Kami terus melakukan pengawasan sekaligus untuk mengantisipasi adanya tindak kecurangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab saat memperjualbelikan daging dengan kualitas kurang baik,” ujar Rollo. (*)
Editor: Dewi Wulandari