Bupati Jayapura: Semua harus hidup tertib di daerah ini

Bupati Jayapura Papua
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw saat diwawancarai media. - Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengeluhkan warga di Distrik Sentani yang masih kerap membuang sampah sembarangan dan banyaknya pedagang yang berjualan dalam pasar kaget di pinggir jalan raya. Ia meminta setiap warga Kabupaten Jayapura di Papua dapat hidup tertib dan mengikuti aturan yang berlaku.

Mathius Awoitauw menyatakan tidak ada gunanya jika Pemerintah Kabupaten Jayapura terus mempercantik Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, sementara masyarakatnya justru tidak taat aturan. “Pemerintah Distrik Sentani sudah kami perintahkan untuk lakukan sosialisasi dan penertiban,” ujar Awoitauw di Sentani, Senin ( 11/1/2021).

Read More

Menurut Awoitauw para pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang umum lainnya harus bisa membedakan Daerah Milik Jalan (Damija) dan tempat yang layak untuk berjualan. Ia mengimbau para pedagang tidak berjualan di Damija.

Baca juga: Pemkab Jayapura serahkan Bansos kepada masyarakat Dusun Awon

Awoitau menyatakan seharusnya setiap warga Kabupaten Jayapura memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan. Ia menyatakan pada prinsipnya tidak ada larangan bagi siapa yang ingin berusaha atau berdagang untuk memenuhi ekonomi keluarganya, namun setiap aktivitas itu harus dilakukan di tempat yang telah disediakan. “Tidak nyaman rasanya, berjualan di pinggir jalan, di tempat kendaraan berputar,” jelasnya.

Awoitau mengingatkan Kabupaten Jayapura akan menjadi salah satu gugus wilayah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Ia meminta warganya lebih tertib menaati aturan, sehingga Kabupaten Jayapura bisa menjadi tuan rumah PON yang baik.

Sementara itu, Kepala Distrik Sentani, Yohanes Eroll Daisiu mengakatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jayapura serta Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, untuk menjalankan instruksi Bupati itu. “[Penertiban akan] kami awali dengan sosialisasi. Pada masa pandemi COVID-19, seharusnya orang tidak banyak bekerja dan berkerumun,” pungkasnya.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply