Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Jelang pemilihan kepala kampung secara serentak di Kota Jayapura, Papua pada 1 April 2022, panitia dari 14 kampung mengikuti simulasi dan bimbingan teknis (bimtek) untuk menambah pemahaman agar pelaksanaan pemilihan berjalan lancar.
“Simulasi dan bimtek ini diikuti panitia, panitia pengawas [panwas] tingkat kota dan kampung, KPPS [Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara], PAM TPS [Pasukan Pengamanan Tempat Pemungutan Suara],” ujar Sekretatis Panitia Pemilihan Kepala Kampung, Supriyanto, di Hotel Batiqa Entrop Jayapura, Senin (28/3/2022).
Supriyanto yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Kota Jayapura mengatakan simulasi pemilihan kepala kampung dan bimtek tersebut digelar agar tercapaianya panitia pemilihan kepala kampung yang pandai, cakap, transparan, dan menguasai tugasnya masing-masing sehingga bisa menyukseskan pelaksanaan kegiatan tanpa ada halangan.
“Semoga ini menjadi contoh pemilihan kepala kampung di Papua yang baik. Aturan dan proses pelaksanaan pemilihan dilaksanakan dengan baik agar berjalan lancar sesuai dengan harapan. Mereka [panitia] diajarkan cara pencoblosan, membagikan surat suara, bagaimana perhitungan, berapa jumlah suara, bagaimana menambah bilik,” ujar Supriyanto.
Baca juga: Pemilihan kepala kampung di Kota Jayapura diharapkan menjadi role model
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru mengatakan, pemilihan kepala kampung sudah tertulis dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2018 dan Peraturan Wali Kota Nomor 27 Tahun 2021 tentang pemilihan kepala kampung.
“Ini [simulasi dan bimtek panitia pemilihan kepala kampung] sangat baik agar pelaksanaan berjalan lancar sehingga bisa menjadi contoh demokratis, karena dilakukan dengan aman, terbuka, bebas intervensi, terkendali, dan harmonis. Pencetakan surat suara dan pendistribusian harus tepat waktu agar tidak menghambat,” ujar Rustan.
Dikatakan Rustan, pemilihan kepala kampung merupakan momen yang tepat, karena menunjukkan Papua khususnya Kota Jayapura aman damai dan menjadi role model atau contoh pemilihan kepala kampung.
“Ini [pemilihan kepala kampung] dari kampung, oleh kampung, untuk kampung, maka kalau bikin ribut tentu yang rugi orang kampung juga. Kuncinya ada di pantia, ikuti simulasi dan bimtek ini dengan baik dan sesuai ketentuan karena kalau salah seleksi, salah menetapkan calon maka bisa berbahaya maka ikuti regulasi dengan baik,” ujar Rustan.
Rustan menambahkan kepala kampung yang terpilih agar menghargai ondoafi (pemimpin di kampung), karena salah satu persyaratan untuk menjadi kepala kampung harus ada restu dari ondoafi dan menghidupkan kembali para-para adat
“Setelah mengikuti simulasi dan bimtek ini, langsung sampaikan ke masyarakat agar masyarakat paham tata cara pemilihan. Jaga kekompakan, loyal, dedikasi tinggi, bisa mengangakat harkat dan martabat masyarakat di kampung. Kepala kampung harus bisa menaungi aspirasi masyarakat, amanat, tanggung jawab supaya kampung bisa berkembang,” ujar Rustan. (*)
Editor: Dewi Wulandari