Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Matias B. Mano, mengaku masih banyak potensi wisata alam yang ada di wilyah ibukota Provinsi Papua tersebut yang belum terkelola dengan baik, karena masih dikuasai pemilik hak ulayat.
“Kota Jayapura memiliki objek wisata alam, sejarah, budaya, dan religius, namun belum dimaksimalkan pengelolaannya,” ujar Matias Mano di Pantai Hamadi, Kamis (4/2/2021).
Dikatakan Matias Mano, berbagai promosi dan event digelar untuk menarik minat wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara, seperti Festival Teluk Humbold di Pantai Hamadi, agar wisatawan tertarik berkunjung kembali ke Papua, khususnya Kota Jayapura.
“Pemerintah dan masyarakat bersinergi dalam membangun pemahaman dalam mengelola objek wisata, karena wisatawan masih banyak yang komplain kepada pemerintah bahwa objek wisata yang dikelola masih mahal, karena pengelolaan kurang jelas,” ujar Matias Mano.
Menurut Matias Mano, Pemerintah Kota Jayapura terus meningkatkan sarana dan prasarana di pantai, dengan melibatkan pengelolaanya bersama warga atau pemilik ulayat di kota yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini ini.
“Tujuannya, agar meningkatkan kunjungan wisatawan, melalui penataan kawasan objek wisata yang lebih lanjut, mulai dari pemetaan potensi wisata yang ada di Kota Jayapura,” ujar Matias Mano.
Matias Mano menambahkan objek wisata di Kota Jayapura seperti Pantai Hamadi, Pantai Holtekamp, Jembatan Youtefa, Pantai Base-G, Bukit Jokowi, pemandian air panas di Muara Tami, dan Tugu Pendataran Tentara Jepang.
“Agar pengunjung merasa nyaman dan puas yang datang ke Kota Jayapura dan semakin meningkat. Kalau sudah meningkat PAD Kota Jayapura ikut meningkat,” tutur Matias Mano.
Baca juga: Tumpukan sampah di Pantai Hamadi ganggu kenyamanan pengunjung
Sebelumnya, Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan pengelolaan lokasi wisata yang baik dapat meningkatkan perekonomian pengelola wisata karena banyak pengunjung.
“Berikan pelayanan terbaik kepada warga yang datang berwisata supaya merasa aman dan nyaman. Jaga kebersihan pantai dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano mengharapkan agar pengelolaan lokasi wisata melibatkan masyarakat adat sebagai pemilik ulayat supaya merasa bertanggung jawab mengelola alam yang Tuhan berikan. (*)
Editor: Dewi Wulandari