Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Papua, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, dalam pencegahan stunting maka pola asupan gizi dan ekonomi harus seimbang.
“Stunting adalah anak mengalami gangguan pertumbuhan perkembangan sehingga tidak bisa berdaya saing di era global ini,” ujar Antari di Taman Trisila Angkatan Laut Lantamal X Jayapura, Senin (7/3/2022).
Dikatakan Antari, pola asupan gizi dan ekonomi tersebut agar orangtua tidak mengabaikan menjaga anak khususnya saat berada di dalam kandungan. Namun, memilih sibuk mencari nafkah.
“Bukan hanya di kampung tapi di kelurahan kami juga pacu, karena di Kelurahan Entrop masih banyak anak stunting, Kelurahan Gurabesi, karena kebanyakan orangtuanya mencari nafkah sehingg tidak bisa mengasuh anak dengan baik, begitu juga di kelurahan yang lain,” ujar Antari.
Dikatakan Antari, pola pengasuhan terutama pemenuhan gizi pada bayi sangat penting dilakukan agar tidak mengalami gagal tumbuh atau pendek dari usianya. Maka itu, penanganan pola gizi dan ekonomi harus jalan seimbang.
“Survei nasional per 13 Desember 2021, status gizi buruk di Kota Jayapura sudah mencapai 10,08 persen atau 1.114 dari 11.000 anak masih kategori stunting. Saya berharap bisa menunstaskan angka stunting ini agar anak-anak di Kota Jayapura sehat semua terutama tidak mengalami stunting,” ujar Antari.
Baca juga: HGN ke-62: Cegah stunting dan obesitas
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura terus berusaha menekan angka stunting mulai dari tingkat kampung, kelurahan, dan distrik.
“Kita mau tekan sekecil-kecilnya, karena ibu mengandung selama sembilan bulan dan anak tidak memiliki daya saing yang tinggi,” ujar Tomi Mano.
Dikatakan Tomi Mano, semua warga memiliki kewajiban dalam pencegahan stunting. Saling mengingatkan menjaga kesehatan, meski harus berjuang mencari nafkah dalam pemenuhan keluarga.
“Iya, asupan gizi dan ekonomi ini harus jalan. Jadi, orangtua yang mengandung tidak hanya fokus mencari nafkah, tapi juga menjaga asupan gizi anaknya agar tercukupi kalau tidak akan mempengaruhi anknya saat lahir,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano berharap instanasi teknis di lingkungan Pemkot Jayapura, BUMN, BUMD maupun instansi swasta lainnya untuk saling bahu membahu mencegah stunting sehingga anak-anak di Kota Jayapura terlahir sebagai generasi emas. (*)
Editor: Dewi Wulandari