Angka kesakitan malaria di Distrik Muara Tami 400 per 1.000 penduduk

Papua-Wakil Wali Kota Jayapura, Rustam Saru
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustam Saru, saat memberikan sambutan pada workshop analisis situasi malaria di Kota Jayapura, Kamis (18/11/2021) - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura, Provinsi Papua, menyatakan angka kesakitan akibat malaria masih tinggi sesuai standar indikator dari Aannual Parasite Incidence atau API, karena masih berada di lima besar kasus malaria (kriteria dalam eliminasi).

“Ini berarti masih tinggi sehingga untuk mengeliminasi penyakit malaria merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, usai memberikan sambutan pada workshop analisis situasi malaria di Hotel Horison Abepura Jayapura, Kamis (18/11/2021).

Read More

Dikatakan Rustan, berdasarkan hasil analisi dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura, wilayah Distrik Muara Tami merupakan yang tertinggi angka kesakitan malaria, yaitu 400 per 1000 penduduk atau 400 orang yang sakit malaria dari 1.000 penduduk.

“Malaria masih tinggi karena kita belum mampu menjawab apa penyebabnya, dari mana malaria itu. Contohnya, masyarakat kita belum bersatu melakukan pencegahan atau diberikan kelambu tidak dipakai, selokan atau got tidak dibersihan, dan keterbatasan anggaran,” ujar Rustan.

Menurut Rustan, upaya eliminasi malaria di ibukota Provinsi Papua ini, merupakan tantangan tersendiri terutama dalam keterpaduan program lintas sektor untuk bersama-sama memberantas malaria, karena dampaknya menyebabkan gagal ginjal, hati, hingga menyebabkan kematian.

“Tidak bisa sendiri-sendiri. Harus sinergi, komunikasi, advokasi, anggaran, regulasi, dan SDM. Setelah itu dilakukan pengawasan, seperti pembagian kelembu harus melibatkan masyarakat. Kalau bisa ada satgas khusus untuk menangani malaria sehingga bisa optimal. Jangan sampai ada nyawa melayang karena malaria,” ujar Rustan.

Rustan berharap dengan membangun sinergitas dan komunikasi dalam mengelimisinasi malaria sesuai target 2030 zero malaria di Papua, maka warga diimbau mengubah pola pikir untuk bersama-sama menjaga kebersihan demi kesehatan bersama.

Baca juga: Fogging malaria di Kota Rusa jelang PON Papua

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari, mengatakan API adalah angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk beresiko dalam satu tahun. API adalah indikator menentukan endemisitas atau tingkat penularan malaria suatu daerah.

“Endemisitas malaria sangat dipengaruhi oleh sistem kesehatan yang buruk, meningkatnya resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, upaya penanggulangan vector, migrasi, dan perpindahan penduduk. Upaya kami melakukan pemeriksaan darah massal untuk pencegahan lebih dini,” ujar Antari.

Dikatakan Antari, guna memaksimalkan penanganan malaria, pembersihan selokan, parit, pembagian kelambu, dan penyemprotan sudah dilakukan di lingkungan warga hingga penyebaran benih ikan di tempat-tempat yang dianggap banyak ditempati nyamuk guna menghambat berkembangnya nyamuk yang menyebabkan malaria.

“Muara Tami, Kampung Yoka, dan Kelurahan Tanjung Ria masih tertinggi angka malarianya. Kalau angka absolutenya setiap tahun antara 23.000-25.000. Sulit untuk mengendalikan penyakit menular malaria, kalau tidak ada kerja sama dengan daerah tetangga [Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura],” ujar Antari.

Antari menambahkan terkait workshop analisis situasi malaria di Kota Jayapura merupakan kerja sama dengan donor Unicef melalui Yayasan Harapan Gapai Papua. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply