Aksi Merah Putih Canvas di Bukit Tungkuwiri

papua, bukit-tungkuwiri-canvas
Bukit Tungkuwiri dengan anak tangga warna-warni serta bendera merah putih yang dipasang oleh Comunitas Anak Vespa Sentani (Canvas) - Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Agenda tahunan Comunitas Anak Vespa Sentani (Canvas) adalah Aksi Merah Putih, yaitu aksi pembagian bendera merah putih kepada masyarakat yang melintas di jalan protokol Sentani, Kabupaten Jayapura-Papua. Juga kegiatan bhakti sosial dengan melibatkan sesama komunitas motor di Kota Jayapura, Keerom, dan Sarmi.

Pada peringatan 75 tahun HUT Kemerdekaan RI, Senin (17/8/2020), Canvas tidak mendapat surat izin atas kegiatan yang sama karena wabah Covid-19. Kendati demikian kegiatan Aksi Merah Putih tetap dilaksanakan di dua tempat, Sentani dan Depapre, Kabupaten Jayapura-Papua.

Read More

“Kegiatan kami terpecah dua, teman-teman lain ke Depapre untuk bakti sosial di pantai Tablasupa sekaligus membersihkan tugas Canvas yang didirikan di dasar laut Depapre beberapa waktu lalu. Kami yang di Sentani membersihkan bukit Tungkuwiri sekaligus memasang 20 bendera pada tangga-tangga yang menuju ke bukit tersebut,” jelas Halim saat ditemui di Sentani, Selasa (18/8/2020).

Baim sapaan akrabnya, minta masyarakat yang berkunjung ke bukit Tungkuwiri di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura-Papua agar senantiasa menjaga kebersihan tempat wisata tersebut dengan tangga warna-warninya.

“Ada tempat sampah dari drum bekas yang sudah kami tempatkan di sepanjang perbukitan itu. Sayangnya sampah masih berserakan dan drum dijadikan tempat bakar sampah,” ungkapnya.

Menurutnya, tempat wisata Bukit Tungkuwiri sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal di Kampung Doyo Lama. Oleh sebab itu perhatian serius oleh pemerintah setempat juga harus fokus karena setiap saat ada puluhan bahkan ratusan pengunjung yang datang ke Bukit Tungkuwiri.

“Pengelola harus lebih selektif lagi. Pedagang umum yang mobile dengan motor ataupun mobil bisa dibatasi untuk masuk ke tempat wisata, sebab ada kitong punya mama-mama yang berjualan di bawah dekat jalan masuk. Kalau pedagang lain bisa masuk ke sini (ke bukit), kasihan jualan mama-mama yang di jalan masuk,” katanya.

Baca juga: Bupati Jayapura: Ketahanan bangsa harus diperkuat

Hal senda dikatakan Ibrahim, rekan sekomunitas. Dia mengatakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura seharusnya memberikan perhatian karena ada retribusi dan pendapatan yang dihasilkan dari setiap pengunjung ke Bukit Tungkuwiri.

“Minimal bangun pondok-pondok yang lebih baik lagi dari kondisi saat ini, bangun fasilitas pendukung lain seperti tempat parkir, WC umum, dan barangkali bisa juga hotspot wifi gratis bagi masyarakat, agar sekali kunjungan setiap masyarakat bisa meng-upload ke media sosial sebagai bahan promosi potensi wisata di daerah ini,” pungkasnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply