Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, mengatakan 15 persen kasus kematian pasien Covid-19 di Kota Jayapura, Provinsi Papua disebabkan komorbid atau penyakit penyerta. Sedangkan kematian tanpa gejala 85 persen.
“Dari 15 persen angka kematian dengan komorbid paling banyak usia di atas 50 tahun dengan estimasi 87 persen, dan sisanya usia di bawah 50 tahun,” ujar Rustan di Kantor Wali Kota Jayapura-Papua, Kamis (28/1/2021).
Dikatakan Rustan, 15 persen kasus kematian pasen Covid-19 dengan komorbid didominasi penyakit jantung, paru-paru, dan diabete melitus.
“Makanya mortality rate menjadi 1,5 persen. Ini harus tetap dijaga. Semoga tidak ada lagi yang meninggal karena Covid-19. Maka itu, patuh dan taat perintah pemerintah agar tidak terinfeksi virus korona,” ujar Rustan.
Selain itu, dikatakan Rustan, program 3T (testing, tracing, and treatment) dan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan menjaga jarak harus tetap dijalankan.
“Bila ada gejala-gejala Covid-19 seperti demam, batuk, pilek, atau hilangnya penciuman, segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat supaya mendapatkan penanganan lebih dini, agar tidak ada lagi korban jiwa akibat Covid-19 ini,” ujar Rustan.
Baca juga: Angka kasus Covid-19 di Kota Jayapura kembali naik
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengajak masyarakat di ibukota Provinsi Papua yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid agar mengurangi aktivitas fisik di luar rumah di masa pandemi untuk menghidari paparan virus korona.
“Di rumah saja lebih aman demi kesehatan dan keselamatan. Banyak orang yang menangisi anaknya dan orangtuanya meninggal karena Covid-19 ini. Maka harus tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano juga mengajak anak muda yang melakukan aktivitas fisik di luar rumah agar saat kembali ke rumah jangan langsung peluk dan cium orangtuanya, tapi bersihkan diri lebih dalu dengan cara mandi dan mengganti pakaian.
“Tujuannya agar orangtua kita yang ada di rumah tidak terinfeksi virus korona. Sayangi orangtua kita agar tidak meninggal karena Covid-19,” ujar Tomi Mano. (*)
Editor: Dewi Wulandari