1.040 anak alami stunting di Kota Jayapura

Papua-Kadis PPA dan KB Kota Jayapura, Betty Puy
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana Kota Jayapura, Betty Puy - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana Kota Jayapura, Betty Puy, mengatakan jumlah kasus stunting di ibukota Provinsi Papua itu masih tersisa 1.040 orang dari sebelumnya sebanyak 1.299 anak pada akhir tahun 2020.

“Ini data yang kami peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura hingga November ini,” ujar Puy di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (8/11/2021).

Read More

Dikatakan Puy, stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi dan masalah status kesehatan lingkungan sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh pada 1.000 hari pertama kelahiran.

“Data ini [jumlah stunting] ada di kelurahan dan kampung. Kami harus mencari tahu lagi, kasus stunting ini ada di posyandu atau RT RW mana. Jadi, ada pemetaan untuk mempermudah kader bekerja,” ujar Puy.

Dikatakan Puy, anak yang mengalami stunting memiliki risiko cukup tinggi menderita penyakit kronis saat dewasa. Maka, untuk mencegah itu terjadi, pencegahan dini mulai dilakukan agar anak tumbuh dengan sehat.

“Selain stunting, anak remaja [perempuan] juga diberikan pengetahuan ajar menjaga kesehatan saat hamil sehingga melahirkan dengan aman, selamat, begitu juga dengan anak yang dilahirkan,” ujar Puy.

Puy berharap agar kasus stunting di Papua, khususnya Kota Jayapura tidak ada lagi agar melakukan aktivitas dengan baik demi menggapai cita-cita di masa depan.

“Asupan gizi, seperti makan makanan sehat bagi ibu hamil sangat penting dalam pencegahan stunting. Untuk itu, kami hadir di tengah-tengah masyarakat selalu mendampingi dan memberikan pembinaan agat anak dan ibu aman, sehat, dan selamat,” ujar Puy.

Baca juga: Kasus stunting di Papua masih tinggi, jangan ubah pola hidup

Ketua Tim Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kota Jayapura, Rory Cony Huwae, mengatakan penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama agar melahirkan anak-anak sehat dan cerdas.

“Kalau bisa, kita menurunkan angka stunting pada 2021 di bawah 20 persen sesuai standar WHO [Badan Kesehatan Dunia]. Data jumlah ibu hamil dan bayi yang lahir setiap hari. Itu kunci untuk menurunkan angka stunting,” ujar Huwae.

Huwa berharap kepala distrik, kepala kelurahan, dan kepala kampung untuk memperhatikan pelayanan kesehatan dan berkoordinasi dengan puskesmas tentang kesehatan warganya agar mendapatkan pelayanan, salah satunya dapat menekan angka stunting. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply