Orang utan di Kalimantan kembali diselamatkan

Papua, orangutan
orangutan.org
orangutan.org

Dua ekor orang utan itu sebelumnya berada di Jalan Pelang-Tumbang Titi kilometer 9, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Pontianak, Jubi – Dua orang utan terdiri induk dan anaknya diselamatkan oleh Tim Gabungan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam dan International Animal Rescue Indonesia. Dua ekor orang utan itu sebelumnya berada di Jalan Pelang-Tumbang Titi kilometer 9, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.

“Penyelamatan tersebut berawal atas laporan seorang warga atas nama Purnomo terkait adanya orang utan yang sudah tiga hari bersarang di depan rumahnya di Jalan Pelang-Tumbang Titi,” kata  kata Manajer Survey, Release dan Monitoring IAR Indonesia, Argitoe Ranting, Kamis, (6/2/2020).

Baca juga : Ratusan orangutan di pusat rehabilitasi terancam kabut asap

Warga Temukan Anak Orang Utan

Orang Utan Tersesat di Perkebunan Warga Dievakuasi

Berdasarkan keterangan warga, orang utan itu berasal dari hutan di sebelah timur jalan yang hangus terbakar dan kemudian menyeberang jalan raya.

Ketika tim penyelamat datang, ditemukan tiga orang utan, satu jantan dewasa, satu betina dewasa dan anaknya yang diperkirakan berusia tiga tahun.

“Mereka bertahan di pohon kering yang tampak kepayahan menahan beban, kemudian tim penyelamat yang berfokus pada penyelamatan induk dan anak dan sempat kehilangan orang utan jantan itu,” kata Ranting menambahkan.

Tim penyelamat mengutamakan menyelamatkan induk dan anak, karena kondisi keduanya lebih mengkhawatirkan dari pada orang utan jantan. Sedangkan kondisi orang utan jantan masih sangat liar dan cukup kuat sehingga mampu bertahan untuk waktu yang lama.

“Meskipun demikian kami tetap menurunkan tim patroli Orang Utan Protection Unit (OPU), setelah melihat di sekitar kawasan itu, yang sebenarnya daya dukung kehidupan bagi orang utan tidak ada sama sekali,” kata Ranting menjelaskan.

Tim penyelamat terpaksa menggunakan obat bius untuk mengevakuasi induk dan anak orang utan itu, hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara di lapangan, induk orang utan ini mengalami malnutrisi dengan badan yang sangat kurus karena kelaparan selama berbulan-bulan dampak dari karhutla.

Saat ini induk anak orang utan itu dibawa ke Pusat Rehabilitasi Orang Utan IAR Indonesia di Sungai Awan, Ketapang untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.

Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L Sanchez menilai kebakaran hutan selama ini menjadi ancaman terbesar bagi orangutan di Indonesia. Menurut dia, hilangnya hutan dengan skala sebesar ini, membuat tidak ada lagi ruang bagi orangutan untuk bertahan hidup, penyelamatan selalu merupakan pilihan terakhir.

“Demi kehidupan semua populasi orangutan yang tersisa, kita harus terus bekerja keras untuk melindungi habitat mereka dari kebakaran,” kata Karmele. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply