Bantuan nelayan itu dimonitor dan evaluasi sejauh mana penerima bantuan dapat memanfaatkan.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Nabire memberikan bantuan sarana bagi 19 kelompok nelayan yang tersebar di daerah ini. Bantuan bersumber dari dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019 dan baru diberikan pada Januari tahun ini untuk pembinaan para nelayanan serta meningkatkan kinerja nelayan.
“Meningkatkan produksi hasil produksi tangkapan, dan pendapatan nelayan,” kata Kepala DKP Nabire, Yance Pekei, saat memberikan bantuan kepada nelayan, Sabtu, (11/1/2020).
Baca juga : Sering diperas oknum anggota Lantamal XI, puluhan nelayan datangi kantor Pelabuhan Perikanan Merauke
Nelayan asli Port Numbay dapat bantuan kapal tangkap ikan
Organisasi nelayan ini bagikan beras paceklik
Bantuan yang diberikan berupa satu unit peralatan tangkap lengkap berupa 1 perahu ukuran 10 meter kali 1,5 meter, merin jonson 15 PK, baju pelampung, nelon dan mata kail, JPS.
“Saya berharap bantuan itu bisa meningkatkan semangat nelayan dalam menangkap ikan,” kata Pekei berharap.
Menurut dia nelayan yang mendapat bantuan merupakan kelompok dan benar – benar nelayan yang melaut, selain itu bantuan tidak dikhususkan bago Orang Papua Asli (OAP), tetapi juga non OAP karena sumber dana dari APBN.
“Kecuali dana Otsus maka hanya diperuntukan kepada OAP,” kata Pekei menjelaskan.
Bantuan nelayan itu dimonitor dan evaluasi sejauh mana penerima bantuan dapat memanfaatkan. Bila tidak pergunakan semestinya, maka bantuan berikut akan diberikan kepada mereka yang belum mendapatkan sama sekali.
“Termasuk evaluasi apakah bantuan disalah gunakan, kamiakan mendapatkan laporan,” katanya.
Ia mengingatkan agar nelayan menggunakan sarana itu dengan baik agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Ketua kelompok nelayan ‘Lihat dan Lakukan” dari Kampung Wainami, Distrik Napan, Yusuf Marani, menyatakan berterima kasih atas bantuan sarana dari Pemerintah. Menurut Marani, bantuan itu baru ia rasakan sejak masih membujang. “Hingga kini barulah mendapatkan bantuan dari pemerintah,” kata Marani.
Menurut dia, selama ini hasil tangkapannya nelayan tradisional hanya untuk konsumsi pribadi. Sisanya baru dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Untuk memasarkan hasil tangkapan, biasanya menumpang perahu jonson milik kerabat dari Kampung Napan lalu menjualnya di Pelabuhan Samabusa,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol