Nelayan di Kota Jayapura tetap melaut meski pendapatan berkurang

Nelayan di tempat Pelelangan Ikan Hamadi di Pelabuhan Pendaratan Ikan Hamadi. - Jubi/Ramah

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pendapatan nelayan di Kota Jayapura, Provinsi Papua cukup terganggu akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, selain penjualan menurun, hasil tangkapan ikan juga berkurang.

“Sekarang sepi mas (hasil tangkapan). Penjualan juga susah, pasar sepi pembeli,” ujar nelayan di Hamadi, Anto, saat bongkar muatan di Tempat Pelelangan Ikan di Pelabuhan Pendaratan Ikan Hamadi, Rabu (11/9/2021).

Read More

Dikatakan Anto, dulu sekali melaut ia bisa bertahan hingga tiga hari di lautan. Hasil tangkapan ikan juga melimpah, ia bisa membawa pulang hingga tiga boks ukuran besar. Namun, selama pandemi ini, pergi sore harus pulang pagi.

“Syukur-syukur bisa dapat satu boks. Kadang hanya bawa pulang untuk makan saja. Pendapatan turun drastis. Mau bagaimana lagi, harus bersabar saja. Kalau lagi banyak hasil tangkapan ikan, satu boks bisa sampai Rp 500 ribu bahkan sampai Rp 1 juta,” ujar Anto.

Meski hasil tangkapan dan penjualan menurun drastis, pria kelahiran Makassar yang berumur 34 ini tetap melaut demi bisa menyambung hidup untuk diri sendiri, anak, dan istri.

Senada dengan Anto, nelayan lainnya, Marani, mengaku tetap melaut meski biasanya sekali melaut hingga dua hari di lautan, namun kini setiap hari ia hanya pergi sore dan pulang pagi.

“Sekarang sepi (hasil tangkapan ikan) berbeda dengan dulu. Sekarang harus keluar jauh baru bisa dapat ikan, kalau dekat-dekat sekarang sudah berkurang,” ujar Marani.

Lebih jauh, pria kelahiran Kabupaten Biak, Provinsi Papua ini mengatakan, pada musim angin barat (kencang) sebagian besar nelayan tidak berani melaut. Apalagi di tengah pandemi Covid-19.

“Ketika cuaca buruk seperti yang terjadi minggu ini, sebagian nelayan memilih untuk memperbaiki alat tangkap ikan dan kapalnya. Ada juga yang beralih profesi menjadi tukang ojek,” ujar Marani.

Marani berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga waktu melaut tidak diperpendek agar hasil tangkapan ikan banyak, dan penjualan ikan di pasar juga bergairah karena banyak warga yang datang berbelanja.

Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi, mengatakan selama pandemi Covid-19, hanya 600 dari 2.700 nelayan yang aktif melakukan aktivitas di laut, sedangkan sisanya mencari pekerjaan lain di darat untuk menyambung hidup.

“Mereka (nelayan) yang tetap berangkat melaut hasil tangkapan ikan yang dibawa pulang berkurang, berbeda saat sebelum pandemi,” ujar Sibi.

Dikatakan Sibi, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura melalui Dinas Perikanan terus melakukan pelatihan dan pendampingan agar nelayan tetap produktif meski tidak sedang melaut.

“Kami ajarkan mereka berwirausaha, seperti membuka kios dan berjualan komoditas pangan. Ada juga yang menjadi kuli bangunan dan tukang ojek,” ujar Sibi.

Sibi berharap nelayan di ibu kota Provinsi Papua ini, tetap memperhatikan kondisi kesehatan salah satunya dengan menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply