Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XIII Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Jayapura yang dilaksanakan Senin (22/7/2019) di salah satu hotel di Kota Sentani diharapkan menuju kepada penyatuan dualisme dalam organisasi tersebut.
Sejumlah tahapan untuk pelaksanaan Musda KNPI Kabupaten Jayapura telah dilaksanakan oleh pengurus KNPI, mulai dari konsolidasi organisasi, Rapat Pleno Rapimkab, pembukaan pendaftaran bakal calon ketua, debat kandidat, hingga pelaksanaan musda.
Acara pembukaan dihadiri oleh seluruh Organisasi Kepemudaan, KNPI Provinsi Papua, Forkopimda, simpatisan, serta tamu undangan lainnya.
Ketua KNPI Kabupaten Jayapura, Bung Frangklin Wahey, mengawali sambutannya dengan menyebutkan “Pemimpin besar bukan karena kekuasaannya, tetapi mampu memanusiakan manusia“ serentak seluruh peserta dan tamu undangan memberikan applaus yang meriah kepada ketua yang sebentar lagi akan demisioner.
“Pengurus dan anggota KNPI Kabupaten Jayapura sejak saya terpilih yang kedua kalinya pada 2016 lalu berjumlah 315, tetapi hari ini yang bekerja untuk KNPI dapat dihitung dengan jari,” kata Frangklin dalam sambutannya.
Dikatakan, organisasi ini sebenarnya tidak salah, hanya saja manusianya yang banyak melakukan kesalahan.
KNPI juga mempunyai ‘kitab suci’ sebagai landasan pijakan kita untuk berorganisasi dengan benar, dan itu menjadi rambu-rambu untuk menentukan arah kebijakan organisasi yang dari pusat hingga ke kampung-kampung.
“Kalau salah, kita harus berani katakan salah. Yang terjadi, salah lalu dikatakan benar, ini yang tidak masuk akal. Apa dasar kita untuk mengaku sebagai ketua dan pengurus KNPI kalau semua prosedur organisasi tidak dilaksanakan,” tegas mantan anggota DPRD Kabupaten Jayapura ini.
Frangklin juga meyakinkan, dengan pelaksanaan Musda kali ini akan ada perubahan yang signifikan terhadap penyatuan dua kubu KNPI.
“Saya yakin dan percaya delapan kandidat yang akan bersaing nanti sudah punya konsep dan strategi untuk itu, sehingga harapan saya ke depan KNPI tidak lagi seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Jayapura, Koreles Yanuaring, mewakili Pemerintah Kabupaten Jayapura menegaskan Musda KNPI kali ini harus menjadi titik tolak penyatuan dua kubu yang ada.
Menurutnya, penyatuan dua kubu ini adalah dalam keaktifannya semua prosedur organisasi dilaksanakan atau tidak.
“Pertama adalah organisasi ini memenuhi kuorum jumlah keberadaan OKP atau tidak, yang tidak kuorum harus bersatu. Yang berikut, musda kali ini diikuti oleh KNPI provinsi atau tidak. Lalu yang terakhir, dalam proses menuju musda apakah semua tahapan dilaksanakan atau tidak. Ini hal-hal yang penting diperhatikan, sehigga legalitas organisasi yang aktif adalah yang melaksanakan apa perintah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga KNPI. Saya berharap akhir dari musda ini, ada ketua definitif dan semua pemuda harus bersatu kembali,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari