Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Sejak dibangun kembali, hingga saat ini Pasar Pharaa Sentani, Kabupaten Jayapura, minim fasilitas pendukung seperti bak sampah sebagai tempat penampungan sementara, tenaga kebersihan yang sedikit, kurangnya sarana umum seperti air bersih, dan meja berjualan yang bagus bagi para pedagang musiman.
Pasar yang diresmikan oleh Presiden Jokowi 9 tahun lalu ini, telah banyak mengalami perubahan dari tujuan awal dibangun, sebagai tempat transaksi jual beli dan pasar wisata bagi masyarakat di Kota Sentani pada umumnya.
Maryone Hubi, salah satu pedagang musiman di pasar ini mengatakan, lima bangunan kokoh yang awal dibangun dan digunakan oleh para pedagang hingga saat ini tidak mendapat perhatian serius oleh pemerintah.
Menurutnya, setelah lima hingga enam tahun berlalu, setiap bangunan di Pasar Pharaa tidak tertata dengan baik, banyak sampah di mana-mana dan infrastruktur tembok serta tiang-tiang sebagai pilar penyangga terlihat jorok, banyak sisa dedaunan sebagai alas berjualan, tumpukan sampah, dan ludah pinang.
“Padahal ada karcis retribusi yang dipungut oleh petugas, seperti tempat jualan dan uang kebersihan,” ujar Maryone saat ditemui di Pasar Pharaa Sentani, Selasa (18/1/2022).
Ia mengharapkan kepada pemerintah agar persoalan tumpukan sampah di Pasar Pharaa bisa ditangani secara baik, sehingga para pedagang dan pembeli merasa nyaman saat berada di pasar. Selain itu, ketika sampah sudah dikumpulkan, petugas yang bekerja sangat sedikit dan tidak sebanding dengan tumpukan sampah yang berada di sejumlah titik di areal pasar.
“Yang diharapkan itu, agar pasar ini ditata dengan baik. Tidak sekadar mencari untung saja, baik pedagang tetapi juga pengelola pasar,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sati Suebu, salah satu pedagang sagu, bahwa Pasar Pharaa belum mendapat perhatian serius oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, keberadaan pasar sebagai tempat layanan publik harusnya berkembang dan memberikan dampak positif bagi penggunanya, dalam hal ini para pedagang juga para pembeli.
“Masih banyak los di pasar yang belum ditempati oleh pedagang, karena petugas mengizinkan pembukaan lapak atau los-los lain di luar bangunan pasar ini, akhirnya pasar amburadul dan tidak tertata dengan baik.”
Tambahnya, pemerintah juga harus tegas mengatur los jualan sesuai dengan jenis barang dagangannya, dan harus membangun pintu masuk dan keluar di pasar.
“Bangunan dua lantai ini dari dulu begini-begini saja. Tidak ada hal baru atau terobosan yang berdampak bagi semua orang di pasar ini. Padahal ada retribusi yang setiap hari diambil dari ribuan pedagang dengan jumlah yang berbeda,” ucapnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo