Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Delapan kandidat Ketua DPD KNPI Kabupaten Jayapura, setelah proses pendaftaran dan penyerahan berkas dokumen, telah mengambil nomor urut calon sebagai kontestan perebutan satu kursi terpanas bagi pemimpin komponen pemuda di Kabupaten Jayapura.
Dari visi dan misi para kontestan ini, satu hal yang mencolok adalah penyatuan dua kubu dalam tubuh KNPI Kabupaten Jayapura.
Dari delapan kontestan ini, salah satunya adalah Edison Awoitauw, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Jayapura.
Edison masuk bursa calon ketua karena merasa usia masih dibawah 40 tahun dan dukungan OKP yang penuh kepada dirinya.
“Langkah awal yang akan saya lakukan ketika terpilih adalah menyatukan dua kubu dalam KNPI Kabupaten Jayapura. Prinsipnya, tidak boleh ada dualisme dalam satu payung organisasi yang besar ini,” tegas Edison, saat ditemui di Sentani, Kamis (18/7/2019).
Dikatakan, pemuda memiliki potensi luar biasa, termasuk pengembangan berbagai sektor yang harus dikerjakan dalam mendukung semua program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kalau kondisi organisasi pemuda saat ini dengan polemik dualisme, tentu akan sangat membingungkan dan arah gerakan pemuda itu tidak akan jelas.
“Momen PON 2020 di Papua, pemuda tidak bisa tinggal diam. Ketika terpilih nanti, hal ini akan menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah bahwa KNPI versi konferensi luar biasa tidak boleh mengacaukan semua keberadaan komponen pemuda di Kabupaten Jayapura,” tegas kandidat ketua dengan nomor urut 3 ini.
Hal yang sama juga disampaikan oleh calon ketua nomor urut 5, Stenly Ondikeleuw, Eroll Marweri nomor 7, Adlfina R Yaung nomor urut 6, dan Viktor Sorondanya nomor urut 8.
“KNPI secara dasar hukum, struktur kepengurusan, dan keberadaanya dari pusat hingga daerah sangat jelas. Di daerah ini ada dibawah pimpinan Bung Frangklin Wahey, sehingga hal ini menjadi dasar dan saya terpanggil untuk mendaftar maju menjadi bakal calon ketua. Kita juga tidak boleh mengkhianati hasil Munas di Papua, terpilihnya Ketua KNPI Pusat, sudah banyak uang negara yang digunakan. Oleh sebab itu, KNPI harus berjalan dalam satu wadah saja,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari