“Hal utama adalah kebenarannya terverifikasi dan obyektif serta berimbang,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretaris Daerah Nabire, Yermias Degei, menilai media masa cetak terkadang kurang cepat dengan media sosial. Tetapi ia menjelaskan media sosial atau media warga juga kadang tidak obyektif dan tak memverifikasi dalam pemberitaan.
“Padahal hal utama adalah kebenarannya terverifikasi dan obyektif serta berimbang,” kata Degei, Sabtu, (8/2/2020), kemarin.
Baca juga : Media Massa, Rasisme Struktural, dan Legitimasi Kekerasan di Papua
Media massa harus ciptakan pilkada aman dan damai
Caleg sudah bisa beriklan di media massa
Dengan kondisi itu ia mengimbau agar masyarakat percaya pada media yang kredibel, yang jelas alamat dan wartawannya. Imbauan itu agar publik tidak tersesat dengan informasi yang ada di media sosial.
“Jika alamat media jelas wartawan jelas, medianya jelas maka orang akan mudah untuk klarifikasi jika ada yang keliru dalam pemberitaan atau dapat dipercaya dengan isi beritanya,” kata Degei menjelaskan.
Menurut dia, Papua hanya bisa dibangun atas dasar informasi yang benar, jujur, narasumber yang jelas dan kredibel, dan obyektif yang diwartakan oleh media yang jelas. Sedangkan pers memiliki peran penting dalam era demokrasi karena sebagai salah satu wadah ekspresi, tempat komunikasi dan pengawasan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Ia mengakui pers adalah sektor penting bagi kemajuan daerah. Hal itu menjadi alasan Pemerintah Daerah di Papua tidak alergi dengan media atau wartawan untuk menjawab dan memberikan data serta kerja sama.
“Karena mereka (Pers) adalah penyambung antara pemerintah dan rakyat. Dan tentu saja harus terverifikasi, obyektif,” katana.
Jurnalis media Porosindonesia.id, Ronal Karambut mengatakan saat ini jurnalis mengalami hambatan saat meliput di Nabire. Di antaranya yang dihadapi jurnalis kadang nara sumber enggan memberikan keterangan dengan alasan yang kurang jelas. “Bahkan ada reaksi buruk oknum tertentu saat dikonfirmasi dan terkesan tidak serius menghadapi wartawan,” kata Karambut. (*)
Editor : Edi Faisol