Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Sebuah tradisi dan kebiasaan yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat di pesisir Danau Sentani, yakni pada saat awal tahun, dilaksanakan perayaan Tahun Baru dan syukuran di masing-masing kampung.
Perayaan tersebut lebih sering dilakukan pada empat minggu pertama Januari, dengan pengaturan tanggal pelaksanaan sesuai kesepakatan bersama, bahkan tanggal tersebut dipatenkan untuk setiap awal tahun, dan akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya.
Pesisir Danau Sentani didiami oleh 24 kampung dari timur hingga ke barat. Setiap awal tahun ini, perayaan tersebut biasanya direncanakan oleh para muda-mudi dan kaum perempuan.
Yang unik dari perayaan ini, adalah warna kostum yang akan digunakan. Setiap kampung telah menetapkan warna kostum yang akan digunakan dalam perayaan Tahun Baru dan syukuran. Ada kostum merah, kuning, hijau, putih dan campuran dua hingga tiga warna dasar. Warna ini menjadi ciri khas masing-masing kampung.
Kampung Ifar Besar (Farbes) belum lama ini telah melaksanakan perayaan Tahun Baru dengan warna kebesaran mereka yakni kuning, Kampung Putali Distrik Ebungfa dan Kampung Ifale Distrik Sentani dengan warna merah. Kampung-kampung ini telah melaksanakan perayaan Tahun Baru pada 27 Januari 2022.
“Perayaan dan pasta Tahun Baru ini, lebih kepada ungkapan syukur kita kepada Tuhan atas berbagai hal dalam kehidupan, baik pribadi, keluarga, maupun kampung secara umum,” ujar Yoram Monim, Ondofolo Kampung Putali di Sentani, Jumat (28/1/2022).
Mantan atlet dayung peraih medali emas Olimpiade Atlanta ini menyebutkan, selama setahun yang lalu, ada begitu banyak berkat dan kemurahan Tuhan bagi setiap warga kampung. Lima putra terbaik Kampung Putali diterima sebagai anggota Polri melalui program Noken Otsus, ada juga yang mendapat jabatan baru di pemerintahan, dan sebagian besar anak-anak muda telah diwisuda
“Tim sepak bola, bola voli, futsal, dan menembak merupakan atlet-atlet dari Kampung Putali yang telah meraih prestasi terbaik dalam event-event lokal maupun daerah. Yang lebih membanggakan lagi, atlet-atlet dayung yang telah menyumbangkan medali bagi kontingen Papua pada PON tahun lalu,” jelasnya.
Sebagai rasa syukur, kata Monim, dalam perayaan Tahun Baru ini, semua warga kampung datang dan merayakan secara bersama melalui ibadah syukur dan pesta suling tambur serta tari-tarian. Baik tua dan muda, semuanya bersuka cita dalam perayaan Tahun Baru ini.
“Ada banyak masyarakat kampung yang menetap di kota, tetapi perayaan seperti ini tidak dilewatkan. Semuanya dalam kesibukan masing-masing tapi akan menyempatkan diri datang dan bersuka cita bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Sonya Monim, Ketua Kerukunan Perempuan Adat Kampung Putali mengatakan, perayaan Tahun Baru di Kampung Putali telah dilaksanakan selama tujuh kali berturut-turut setelah terbentuknya pengurus.
Sonya melanjutkan, untuk mendukung pelaksanaan perayaan Tahun Baru di kampung, pihaknya membeli dan membagikan sembako kepada masing-masing keret, yang nantinya dari sebagian sembako tersebut digunakan untuk jamuan bersama dalam perayaan Tahun Baru.
“Perayaan seperti ini sudah menjadi bagian bagi kami seluruh warga di kampung, sehingga dalam proses pelaksanaannya berjalan seperti biasa. Semua yang datang dan hadir dalam pesta akan menikmati jamuan makan dan minum yang disediakan, semua penuh suka cita,” ujarnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo