Masyarakat adat Grimenawa ancam gabung ke Yalimo jika Provinsi Tabi terbentuk

Suasana hearing publik anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan, Piter Kwano dengan masyarakat aday Kemtuk Gresi di para-para adat Kampung Yansu, Distrik Kemtuk Gresi pada Jumat (11/10/2019).- Jubi/Arjuna Pademme
Suasana hearing publik anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan, Piter Kwano dengan masyarakat aday Kemtuk Gresi di para-para adat Kampung Yansu, Distrik Kemtuk Gresi pada Jumat (11/10/2019).- Jubi/Arjuna Pademme.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Masyarakat adat Grime dan Nawa (Grimenawa), Kabupaten Jayapura mengancam akan bergabung ke Kabupaten Yalimo jika pemekaran Provinsi Tabi terealisasi.

Read More

Hal tersebut dikatakan perwakilan masyarakat adat dari beberapa kampung di Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura saat bertemu anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan, Piter Kwano di para-para adat Kampung Yansu, Distrik Kemtuk Gresi pada Jumat (11/10/2019).

Salah satu perwakilan masyarakat adat, Isak Tegai berharap wacana pemekaran Provinsi Tabi tak menutupi pemekaran Grimenawa yang sudah puluhan tahun diperjuangkan.

“Mestinya pemekaran Grimenawa didahulu baru Provinsi Tabi. Kalau tidak, kita bergabung dengan kabupaten Yalimo,” kata Isak Tegai.

Tokoh pemuda Kemtuk Gresi, Yehuda Udam mengatakan hal serupa. Ia meminta Piter Kwano sebagai tokoh adat Grimenawa memfasilitasi musyawarah antara suku-suku di Grimenawa untuk menghasilkan rekomendasi kepada Pemkab Jayapura dan Pemprov Papua.

Sementara itu, anggota DPR Papua, Piter Kwano kepada Jubi mengatakan wacana pemerkaran Provinsi Tabi ini disampaikan oleh  61 orang yang mengaku perwakilan Papua kepada Presiden Joko Widodo. Kwano menilai presiden bersikap tak adil. Menjanjikan pemekaran Provinsi Tabi, sementara pemekaran Grimenawa yang sudah diupayakan sejak puluhan tahun, tidak ditanggapi.

“Padahal upaya pemekaran Grimenawa sudah sesuai mekanisme. Tidak mendadak atau karena bargaining politik,” kata Piter Kwano kepada Jubi.

Katanya, pemekaran Grimenawa telah diupayakan sebelum Kota Jayapura resmi dimekarkan dari Kabupaten Jayapura pada 21 September 1993. Saat Kota Jayapura terbentuk, wacana pemekaran Grimenawa kembali muncul. Namun seiring waktu yang terbentuk adalah Kabupaten Keerom, Sarmi dan Mamberamo Raya.

Menurut Kwano, pihaknya memahami adanya moratorium yang menjadi kendala pembentukan Kabupaten Grimenawa. Namun, setelah Presiden Jokowi dilantik pada periode kedua, dan moratorium pemekaran dicabut, ia meminta pemerintah pusat mendahulukan pemekaran Grimenawa.

Jika permintaan itu diabaikan presiden, ia mengaku akan menggelar musyawarah adat suku-suku di Grime dan Nawa dan membawa mereka bergabung ke Kabupaten Yalimo. Selain wilayah Grimenawa dinilai berdekatan dengan Yalimo, sekitar tujuh perkampungan suku Grimenawa kini berada di wilayah Yalimo.

“Saya yakin orang Sabron dan Dosai akan ikut kami karena secara kekerabatan, Grime dan Nawa memiliki hubungan keluarga dengan masyarakat adat Sabron dan Dosai,” ujarnya. (*)

 

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply