Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jayapura, Jubi – Yayasan Lingkungan Hidup (Yali) dan Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa (YPMD) menggelar diskusi dengan tema “Potret Perempuan Mambramo Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Ekonomi, dan Rumah Tangga”.
Direktur Yali Papua, Beny Ramandey dalam penyampaian materinya, Senin (8/5/2017) di Jayapura mengatakan, dalam programnya mereka mendampingi 10 kampung di Kabupaten Mambramo Raya dalam konservasi suaka.
“Banyak informasi atau data yang diperoleh terkait dengan keberadaan perempuan di kampung. Kesehatan perempuan dan anak di 10 kampung ditemukan beberapa penderita, seperti kurangnya sanitasi lingkungan dan pelayanan negara di bidang kesehatan, dan kebiasaannya merokok sambil menyusui anak,” katanya.
“Contoh di Kampung Suaseso banyak perempuan/istri yang tidak bisa hamil dan mengakibatkan angka keguguran tinggi,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, penyakit yang paling dominan adalah penyakit dan gejala seperti ispa (infeksi saluran pernapasan), malaria, anemia, filariasis, kusta basah, hernia, penyakit kulit kaskado, panu, kurap dan kudis).
Ia mengatakan, perempuan Mambramo dalam kehidupan sehari-hari bertanggung jawab besar dalam aktivitas rumah tangganya.
Hal yang memprihatinkan, lanjutnya, adalah pendidikan guru. Tidak ada fasilitas fasilitas pendukung hingga Yali membuka sekolah buta huruf yang diikuti banyak perempuan.
“Cara menangkap materinya ibu-ibu lebih cepat mengerti. Dan sampai saat ini mendampingi masyarakat di 10 kampung, yaitu, Papasena 1,2,3 Kuerba, Marinavalen, Murumere, Namunaweja, Trimuris, Kapeso dan Suaseso,” katanya.
Perwakilan P3W GKI, Yanneke Makabori menyebutkan, pihaknya lebih banyak membela kaum perempuan dan membuka kursus bagi ibu-ibu di berbagai bidang untuk jangka panjang dan jangka pendek.
“P3W lahir karena keprihatinan pendidikan terhadap perempuan di Tanah Papua,” kata Yanneke.
Sementara Direktur YPMD Decky Rumaropen mengatakan, pihaknya hanya melakukan penguatan kapasitas terhadap masyarakat dan mendampingi berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat. (*)