Masalah Papua dikhawatirkan dimanfaatkan untuk benturan antar kelompok 

Papua
Suasana diskusi daring "Teroris atau Kelompok Kekerasan Bersenjata?" (kekerasan Berbasis Agama, Etnis dan Politik di Indonesia) - Jubi/Arjuna

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Makassar, Jubi – Mantan anggota Al Qaeda Asia Tenggara, Ustad Sofyan Tsuri khawatir ada pihak-pihak memanfaatkan masalah Papua, dengan menciptakan benturan antara komunitas masyarakat agama tertentu di wilayah itu.

Pernyataan tersebut dikatakan  mantan narapidana teroris ini dalam diskusi daring “Teroris atau Kelompok Kekerasan Bersenjata?” (kekerasan Berbasis Agama, Etnis dan Politik di Indonesia).

Read More

Diskusi yang digelar, Kamis sore (16/7/2020), juga menghadirkan dua pembicara lain, yakni pengamat politik dan hukum Robi Sugara, juga jurnalis senior Papua, Victor C Mambor.

“Kita berharap penyelesaian politik di Papua dapat terjadi seperti di Aceh agar masalah tidak berlarut-larut. Dapat diselesaikan dengan berdialog. Yang dikhawatirkan adalah, konflik-konflik ini dimanfaatkan orang-orang yang memang suka konflik,” kata Ustad Sofyan.

Menurutnya, sekitar 2006-2007 lalu, ada di antara rekan-rekannya ketika itu sempat mengusulkan berangkat ke Papua, seiring makin eksisnya pergerakan Organisasi Papua Merdeka atau OPM di Papua.

Katanya, ia sendiri merasa aneh dengan usulan rekan-rekannya pada waktu itu. Akan tetapi Ustad Sofyan menyimpulkan di mana ada konflik, para mantan rekan-rekannya itu akan datang.

Konflik kata dia, ibarat sebuah gula, yang mengundang para jihadis melakukan perlawanan. Ustad Sofyan mengakui tidak menutup kemungkinan di Papua ada kelompok-kelompok yang diduga menganut paham “radikal”.

Katanya, berdasarkan data Detasemen Khusus atau Densus, seiring adanya Daulah Islamiyah atau ISIS, ada beberapa oknum dari Papua berangkat ke Suriah.

“Saya sempat terhubung dengan ibu-ibu, yang akhirnya suaminya juga meninggal di Suriah dan ingin pulang ke Indonesia. Dia orang Indonesia yang tinggal di Papua,” ujarnya.

Jurnalis senior Papua, Victor Mambor mengatakan sudah beberapa kali terjadi gesekan antara kelompok masyarakat tertentu di Papua.

Kelompok masyarakat tertentu merasa terganggu karena ada kelompok lain yang terkesan memancing terjadinya konflik.
Hanya saja, gesekan itu tidak sampai meluas, dan dapat diselesaikan para pihak terkait.

“Tapi menurut saya kalau dibiarkan lama kelamaan ke sana arahnya. Seperti milisi. Apa yang disebutkan oleh Pak Ustad tadi menurut saya ada benarnya karena sudah ada benih-benih itu,” kata Victor Mambor. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply