Mantan anggota Al Qaeda sebut kelompok JUT ke Papua untuk berdakwah

Papua
Mantan anggota Al Qaeda Asia Tenggara, Ustad Sofyan Tsuri saat menyampaikan pendapatnya dalam diskusi daring "Teroris atau Kelompok Kekerasan Bersenjata?" (kekerasan Berbasis Agama, Etnis dan Politik di Indonesia) - Jubi/Arjuna

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Makassar, Jubi – Mantan anggota Al Qaeda Asia Tenggara, Ustad Sofyan Tsuri menyatakan kelompok Jafar Umar Thalib atau JUT dikirim ke Papua beberapa tahun lalu untuk berdakwah.

Pernyataan tersebut dikatakan  mantan narapidana teroris itu dalam diskusi daring “Teroris atau Kelompok Kekerasan Bersenjata?” (kekerasan Berbasis Agama, Etnis dan Politik di Indonesia).

Read More

Diskusi yang digelar, Kamis sore (16/7/2020) ini, juga menghadirkan dua pembicara lain, yakni pengamat politik dan hukum Robi Sugara, juga jurnalis senior Papua, Victor C Mambor.

“Iya saya [dengar], mereka (JUT) sempat dikirim ya [ke Papua] oleh TNI kalau tidak salah pada waktu itu. Mereka sempat berdakwah di Papua situ. Saya nggak tahu maksud tujuannya apa. Tapi saya merasa seperti itu ketika [konflik] di Ambon,” kata Ustad Sofyan Tsuri.

Menurutnya jika bicara strategi, para jihadis bisa dimanfaatkan atau dikirim ke wilayah konflik, seperti yang terjadi di Ambon dan Poso.

“Kita lihat dalam kasus Laskar Jihad di Ambon. Itukan pemerintah sebenarnya agak diuntungkan dengan Laskar Jihad seperti itu. Artinya gerakan separatis seperti di Ambon adanya kelompok RMS, akhirnya membawa isu kesukuan [dan agama],” ujarnya.

Akan tetapi kata Sofyan, masalah di Ambon akhirnya menjadi kusut karena dijadikan ladang jihad para jihadis. Pemerintah pun tidak bisa lagi mengendalikan situasi di wilayah itu.

Katanya, setelah konflik Ambon dan Poso berakhir, para alumni dari dua wilayah ini tidak terkendali. Dalam beberapa kasus pengeboman di sejumlah wilayah Indonesia, kebanyakan pelaku merupakan alumni konflik Ambon dan Poso.

Ia berharap, tak ada lagi pihak tertentu yang memanfaatkan situasi, dengan membenturkan antara paham ideologi, sehingga bisa mengambil manfaat dalam situasi itu.

“Tapi ini nggak mungkin diterapkan di Papua, karena nanti urusannya bisa kusut. Kita tahu bagaimana kasus Ambon [dan] Poso. Membiarkan jihadis sampai ke Ambon, justru menimbulkan problem sendiri,” ucapnya.

Sementara itu, jurnalis senior Papua Victor C Mambor mengatakan apa yang dikhawatirkan Ustad Sofyan Tsuri sudah terlihat di Papua.

Ada kesan ingin membenturkan antara kelompok masyarakat berbeda keyakinan di provinsi paling Timur Indonesia itu.

“Sebenarnya kan sudah berapa kali terjadi kasus [di Papua]. Kalau dibiarkan lama kelamaan ke sana arahnya. Seperti milisi,” kata Mambor.

Menurutnya, sudah beberapa kali komunitas mayoritas di Papua merasa terganggu dengan sikap kelompok tertentu, yang terkesan memancing agar terjadi konflik.

“Kita tahu, kalau sudah konflik agama agak repot kita mengatasinya. Apa yang disebut Pak Ustad menurut saya ada benarnya, karena sudah ada benih-benih itu,” ujarnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply