Papua No.1 News Portal
Jayapura, Jubi – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura bersama Dewas Kerajinan Nasional Daerah Kota Jayapura, menggelar lomba kreasi Noken tingkat Kota Jayapura 2020.
Lomba berlangsung di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura, Jumat (23/10/2020). Diikuti 280 perajin Noken (75 perajin anyaman Noken kulit kayu dan 205 perajin Noken rajutan), dengan kategori penilaian berbeda-beda.
“Semuanya binaan Disperindagkop tapi kami kerjasama dengan Dekranasda karena sebagian ada juga binaan dari Dekranasda,” ujar Kadisperindagkop dan UKM Kota Jayapura, Robert L.N Awi usai meninjau langsung noken yang akan dinilai.
Dikatakan Awi, lomba kreasi noken yang dipantau langsung Ketua Dekranasda Kota Jayapura, Kristhina R.I.L Mano tersebut untuk melihat sejauh mana antusiasme dari kreativitas mama-mama Papua di Kota Jayapura dalam menganyam dan merajut Noken.
“Ternyata rajutannya hebat-hebat. Saya sendiri sampai terkesan sekali baik yang rajutan maupun anyaman. Juri harus betul-betul bekerja keras untuk menentukan yang terbaik untuk diumumkan sebagai pemenang lomba kreasi Noken,” ujar Awi.
Awi berharap, tak hanya memiliki unsur seni tapi juga memiliki daya tarik produk sehingga bernilai ekonomi, harganya pasarannya tidak terlalu mahal agar laku dijual. Karena hasil kreasi Noken tersebut juga dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021.
“Sampai dengan sekarang rata-rata Noken yang dijual berkisar Rp100 ribu hingga Rp300 ribu, namun harga yang paling mahal hanya Noken kulit anggrek karena bahan bakunya sulit ditemukan,” ujar Awi.
Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Frans Pekey yang juga bertindak sebagai juri, mengatakan lomba kreasi Noken bertujuan sebagai pembinaan dan pengembangan untuk menumbuhkan kreativitas sehingga menghasilkan inovasi seni kerajinan masyarakat khususnya mama-mama Papua di Kota Jayapura.
“Ada dua kategori yang dinilai, yaitu Noken anyaman kulit kayu dan Noken rajutan dari benang wol. Penilaiannya masing-masing ada kriterianya, yaitu original atau keaslian, kreasi, kerumitan dalam membuat, dan lain-lain,” ujar Pekey.
Pekey berharap, Disperindagkop dan UKM serta Dekranasda Kota Jayapura terus melakukan pembinaan sehingga kreativitas mama-mama Papua lebih banyak lagi dalam menghasilkan produk kerajinan Noken baik dari anyaman kulit kayu maupun dari Noken rajutan.
“Pemasarannya harus bekerjasama dengan perhotelan dan toko sehingga memacu semangat mama-mama Papua untuk terus membuat Noken sehingga meningkatkan ekonomi para perajin ,” ujar Pekey. (*)
Editor: Syam Terrajana