Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Seorang mahasiswa Universitas Cendrawasih, Devio Basten Tekege, 21 tahun, percaya diri menggunakan koteka saat mengikuti perkuliahan Senin, 28 Mei 2018. Sikap dia mengenakan busana adat suku Mee dari wilayah pegunungan tengah, Papua, merupakan hal baru di lingkungan kampus.
Meski begitu mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Semester VI itu merasa biasa-biasa tidak malu atau merasa canggung.
"Ada seorang dosen yang menawarkan diri untuk berfoto. Tetapi saya menolak,” katanya Devio kepada Jubi, usia kuliah.
Menurut dia, sikap mengenakan pakaian adat itu murni menghargai budaya, dengan begitu ia menolak diajak foto bersama oleh seorang pengajar. “Bapa minta maaf saya ke kampus bukan fashion show,” ujar Devio saat menolak diajak foto seorang pengajar kampusnya.
Devio mengaku tak mencari perhatian, itu dibuktikan ia menolak foto untuk dipamerkan di media sosial. Meski ia mengatakan peristiwa yang dialaminya cukup mengundang perhatian dari pihak kampus, teman-teman kuliah dan dosen.
“Ini rencana untuk melestarikan budaya orang Papua. Jadi koteka itu bisa dipakai kapan saja atau di mana saja. Jadi bukan saat acara-acara tertentu, tempat-temapt tertentu atau pada saat ada kegiatan” katanya.
Koteka yang ia pakai itu terasa lebih nyaman, terbukti dia merasa lebih mudah menangkap penjelasan dosen ketimbang saat dia mengenakan pakaian biasa. Ia mengakui sejumlah teman satu kelas masih merasa heran dengan sikap dirinya, meski tak jarang ada yang terinspirasi ingin meniru sikapnya.
“Ada teman satu dari ACEMO juga akan bersedia mengenakan pakaian adanya,” katanya.
Devio berencana tetap memakai koteka atau pakaian adat ke kampus untuk menunjukan indentitas budaya Papua.
Kerabat Devio, Aquino Youw, mendukung sikap yang dilakukan Devio, ia menilai selama ini budaya Papua termarjinalisasi yang dibuktikan dengan busana adat hanya digunakan dalam acara acara tertentu.
“Dan itu hanya dilihat sebagai busana untuk menghibur saja, padahal itu bagian keseharian,” kata Aquino Youw.
Menurut dia, sikap Devio punya motivasi tersendiri bahwa busana untuk melestarikan dan membangun kesadaran kepada sesama orang Papua.(*)