Legislator Papua pertanyakan peran nakes di tengah konflik Nduga

Papua
Ilustrasi pengungsi Nduga di Jayawijaya - Jubi. Dok

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Legislator Papua mempertanyakan peran tenaga kesehatan atau nakes, terutama para kepala Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas di tengah konflik bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua.

Anggota komisi bidang kesehatan DPR Papua, Namantus Gwijangge mengatakan Kepala Dinas Kesehatan Nduga, Ina Gwijangge belum lama ini mengaku tetap berupaya melayani para pengungsi di sejumlah wilayah. Akan tetapi, itu bertentangan dengan pengakuan pengungsi Nduga di Kabupaten Jayawijaya.

Read More

Pengungsi di sana menyatakan, selama ini yang biasanya memberikan layanan kesehatan kepada mereka adalah komunitas relawan yang bergerak dibidang kesehatan.

“Saya kira patut kita pertanyakan peran dan seperti apa kinerja nakes, terutama para Kepala Puskesmas di Nduga,” kata Namantus kepada Jubi, Senin (1/2/2021).

Katanya, jika benar para pihak terkait di Kabupaten Nduga, memberikan layanan kesehatan kepada warga pengungsi, tidak mungkin ada keluhan dari mereka.

“Kalau memang pengungsi mendapat layanan kesehatan memadai dari Dinas Kesehatan atau tenaga kesehatan dari Nduga, saya pikir mereka pengungsi tidak mungkin mengeluh atau merasa tidak diperhatikan,” ujarnya.

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan dan nakes yang bertugas di Nduga mestinya terdepan, dalam memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi. Menurutnya, apapun kendala yang dihadapi Dinas Kesehatan dan nakes untuk melayani kesehatan pengungsi, mestinya tidak menghambat kewajiban para pihak itu melayani warganya.

“Kalau ada kendala, mesti dicarikan solusi. Bagaimanapun pengungsi adalah warga Nduga, yang berhak mendapat layanan kesehatan dari Pemkab Nduga melalui Dinas Kesehatan dan tenaga kesehatan di sana,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Nduga, Ina Gwijangge mengatakan selama ini pihaknya berupaya melayani kesehatan pengungsi di berbagai kabupaten sekitar.

Menurutnya, warga Nduga dari 11 distrik kini mengungsi ke sejumlah kabupaten. Di antaranya Mimika dan Jayawijaya.

Ribuan warga itu mengungsi sejak akhir 2018 silam, akibat konflik bersenjata antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata di daerah mereka.

“Selama ini kami sudah berupaya memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi semampu kami, semaksimal mungkin,” kata Ina Gwijangge melalui panggilan telepon beberapa hari lalu.

Katanya, Dinkes Nduga telah menginstruksikan kepala Pusat Kesehatan Masyarakat 11 distrik yang warganya mengungsi, melayani mereka yang ada di Jayawijaya.

“Kepala Puskemas di 11 distrik itu juga meninggalkan tempat tugas ketika warga sudah mengungsi. Mereka juga berada di Wamena [Kabupaten Jayawijaya], makanya kami instruksikan lakukan layanan kesehatan di sana, seperti biasa saat di daerah,” ucapnya. (*)

 

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply