KWI dan Vatikan diminta sikapi kasus penembakan yang tewaskan Rufinus Tigau

STFT Fajar Timur Papua
Para mahasiswa STFT Fajar Timur dan pemuda Katolik di Kota Jayapura menggelar doa bersama dan pembakaran lilin bagi para korban kekerasan di Kabupaten Intan Jaya , Sabtu, (14/11/2020). - Jubi/Abeth You

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sekretaris II DAP versi Kongres Besar Masyarakat Adat Papua III, John NR Gobai meminta kepada Konferensi Waligereja Indonesia atau KWI dan Tahta Suci Vatikan Roma segera menyikapi penembakan yang menewaskan katekis dari Paroki Bilogai, Gereja Katolik Keuskupan Timika, Rufinus Tigau. Hal itu disampaikan Gobai di Kota Jayapura, Sabtu (14/11/2020).

Pada 26 Oktober 2020, prajurit TNI menembak Rufinus Tigau, seorang katekis atau perawat dari Paroki Bilogai, Gereja Katolik Keuskupan Timika. Penembakan yang menewaskan Rufinus Tigau itu terjadi di Kampung Jalai, Intan Jaya. Sebelumnya, prajurit TNI juga menembak katekis dari Stasi Emondi, Gereja Katolik Keuskupan Timika, Agustinus Duwitau. Penembakan yang melukai Duwitau itu terjadi pada 7 Oktober 2020. TNI menyatakan Rufinus Tigau dan Agustinus Duwitau adalah anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo Pr membantah klaim TNI, dan menegaskan bahwa Rufinus Tigau maupun Agustinus Duwitau adalah katekis Gereja Katolik Keuskupan Timika.

Read More

Saat menghadiri doa bersama dan pembakaran lilin dari solidaritas muda Katolik di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Abepura pada Sabtu, John NR Gobai meminta KWI dan Tahta Suci Vatikan tegas menyikapi penembakan yang menewaskan Rufinus Tigau. Sikap tegas dari kedua lembaga itu dinilai Gobai penting untuk melindungi para hamba Tuhan di Papua.

Baca juga: Keuskupan Timika: Mengapa petugas gereja yang disasar? 

“Satu pewarta, Agustinus Duwitau ditembak tapi masih hidup, yang satu Rufinus Tigau sudah meninggal dunia. Selama ini, tidak ada pernyataan resmi dari KWI maupun Vatikan. Jangan sampai Pastor jadi sasaran. Mestinya harus ada pernyataan keras dulu,” ujar Gobai.

KWI adalah organisasi Gereja Katolik, beranggotakan para Uskup di Indonesia. KWI bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. “Jangankan KWI dan Vatikan, lima Uskup se-regio Papua terlihat diam. Sangat sunyi senyap. Saya harap anak muda Katolik jangan diam, harus terus bersuara. Kita tidak boleh tunggu Pastor jadi sasaran baru mau bersuara, ini jangan,” kata Gobai.

Badan Eksekutif Mahasiswa STFT Fajar Timur, Fr Darius Marian Pr mengatakan pihaknya menggelar acara doa bersama dan pemasangan lilin sebagai bentuk solidaritas bagi para korban kekerasan di Intan Jaya, Nduga, dan seluruh Tanah Papua. “Kami tergerak hati atas kejadian di Intan Jaya. Kami sangat terpukul dengan tindakan kekerasan ini. Jadi sebagai bentuk solidaritas kami lakukan doa dan pemasangan lilin ini,” kata Marian.

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St Aquino Jayapura, Wakol Yelipele mengatakan pihaknya mendukung semua upaya Gereja Katolik demi mewujudkan keadilan di Tanah Papua, khususnya Intan Jaya. “Presiden Jokowi harus menarik kembali semua pasukan TNI, organik maupun non organik, juga Kepolisian. Tidak boleh ada di [Intan Jaya],” katanya.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply