Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Warga terdampak banjir bandang Sentani masih membutuhkan perhatian serius pemerintah. Sebagian dari mereka hingga kini masih tinggal di lokasi penampungan, seperti di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sentani. Ada pula yang telah kembali ke rumah masing-masing, tetapi kondisinya tidak layak huni karena rusak parah.
“Itu seperti di Kampung Milinik, dan sebagian di pesisir Danau Sentani. Pemerintah daerah seharusnya lebih peka terhadap permasalahan seperti ini daripada mengurusi pemekaran provinsi,” kata Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Jayapura Nelson Yohosua Ondi melalui telepon, Minggu ( 10/11/2019).
Dalam sisa tiga tahun kepemimpinannya saat ini, Bupati Jayapura, menurut Ondi seharusnya memprioritaskan penyelesaian permasalahan besar dan menuntut perhatian serius pemerintah. Penanggulangan dampak bencana tersebut berhubungan dengan hak kemanusiaan para korban.
“Masyarakat (terdampak banjir) tidak hanya kehilangan harta benda, tetapi anak, isteri atau suami, dan saudara mereka. Itu harus ada perhatian serius (dari pemerintah),” ujar Ondi.
Namun, dia mengapresiasi komitmen pemerintah dalam menyiapkan rumah layak huni bagi warga terdampak banjir bandang Sentani. Itu meskipun wujud fisik pembangunannya belum ada.
“Ada 300 rumah untuk warga (terdampak banjir) di Kampung Kemiri, tetapi bagaimana dengan warga (terdampak banjir) lain? Bentuk fisiknya kapan terlihat (dibangun), sedangkan pemerintah juga disibukkan dengan iven nasional (pekan olah raga nasional) yang sebentar lagi digelar,” kata Ondi.
Sebelum itu, Bupati Mathius Awoitauw menyatakan pembangunan rumah warga terdampak banjir bandang Sentani bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Pemerintah sudah ada data masyarakat yang terdampak (banjir). Jadi, tinggal dibangun saja (permukiman untuk mereka) di tempat-tempat yang sudah disepakati bersama.” (*)
Editor: Aries Munandar