Nabire, Jubi – Berbagai sumbangan mengalir dari berbagai kalangan untuk membantu 82 Kepala Keluarga yang mengalami musibah kebakaran rumah (23/1) lalu . Salah satunya datang dari Komunitas Peduli Nabire (Kopena).
Wakil ketua Kopena, Gerson Lalep kepada Jubi, Rabu (06/2/2019) mengatakan, dalam membantu korban, pihaknya mengadakan live music di perempatan lampu merah, jl. Merdeka selama seminggu dan berakhir pada Jumat silam.
“Selama seminggu kita di jalan dengan menggalang sumbangan dan dimeriahkan oleh beberapa band di Nabire seperti Comuniti band, Wate band serta SP Nada band,” ujarnya.
Dikatakan Lalep, Kopena dalam penggalangan dana bantuan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 67.502.000 rupiah dan membuka dua posko, satunya di rumah seorang teman dan satu lagi di TKP kebakaran.
Selain uang, kata Gerson, ada pula berbagai bantuan seperti bahan makanan, pakaian layak pakai, pakaian dalam dan kebutuhan wanita, serta pakaian seragam plus alat sekolah.
“Kami lihat kebutuhan yang tidak ada dari penyumbang kemudian dibelikan dengan uang yang ada,” katanya.
Dijelaskan Gerson, pihaknya telah mendata dan mendistribusikan bantuan tersebut kepada para korban. Diserahkan melalui posko yang dibangun di TKP. Dan hingga saat ini, dua posko Kopena masih dibuka dan menerima sumbangan dari para donatur.
“Sebagian besar sumbangan kami sudah distribusikan, namun posko masih
tetap dibuka beberapa waktu ke depan. Jadi begitu ada barang kami langsung bagikan,” jelasnya.
Terpisah, seorang warga korban kebakaran Akbar mengucapkan terima kasih kepada Kopena yang telah peduli dan membantu meringankan beban yang dialami korban musibah tersebut.
“Atas nama warga dan pribadi, saya sampaikan terima kasih kepada Kopena dan semua orang yang telah membantu kami,” ujarnya.
Seorang warga Nabire, Kurios Duwiri berharap Pemkab Nabire secepatnya mencari jalan keluar untuk meringankan beban saat ini.
“Kami harap Pemkab cepat tanggapi, soal bahan makanan dan lain saya pikir sudah banyak. Tapi saat ini yang urgent adalah tidak mungkin mereka terus – menerus di penampungan, tetapi harus ada hunian layak untuk korban,”ujarnya.(*)
Editor: Syam Terrajana