Papua No. 1 News Portal | Jubi
Bagaimana kondisi perpustakaan SMP di Kabupaten Jayapura? Fasilitas yang perlu ditingkatkan dan tantangan di era internet yang menyediakan banyak bacaan.
PERPUSTAKAAN bagian terpenting di lingkungan sekolah, termasuk di SMP. Perpustakaan di sekolah dapat membantu siswa mencari referensi ketika mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Namun beberapa SMP di Kabupaten Jayapura memiliki kendala berbeda dalam pengadaan fasilitas perpustakaan, mulai pengadaan bangunan hingga koleksi buku dan tambahan tempat fasilitas yang bisa membuat nyaman pengunjung.
Perpustakaan di SMPN 2 Sentani misalnya sudah ada sejak sekolah tersebut didirikan.
Kepala SMPN 2 Sentani, Klasina Yanggroseray, yang ditemui Jubi di ruang kerjanya, Kamis, 16 Januari 2020, mengatakan perpustakaan di sekolahnya adalah bagian terpenting dan sudah ada sejak lama.
“Saya bertugas di sekolah ini sejak 2003, ruang guru pernah terbakar lalu ruang perpustakaan dijadikan ruang guru dan perpustakaan dipindahkan ke belakang,” katanya.
Menurut Yanggroseray, perpustakaan yang dimiliki SMPN 2 Sentani belum memenuhi standar, namun berbagai upaya dilakukan sekolah untuk meningkat layanan.
“Kami mencoba memperbaiki dan menyesuaikan dengan aturan, memang keadaannya seperti itu namun ini menjadi program utama kita untuk tahun ini,” katanya.
Pihak sekolah, katanya, akan berusaha bekerja sama dengan orangtua siswa agar ruang perpustakan dapat dibangun sesuai yang diharapkan.
“Di perpustakan kami sebelumnya tidak ada Wifi karena itu jarang dikunjungi, sekarang ini setelah difasilitasi jaringan internet anak-anak sangat ramai untuk berkunjung, mereka berkunjung ke sana untuk mengerjakan tugas dengan apa yang telah kami sediakan,” katanya.
Kendala utama di sekolah ini memang ruangan yang kurang memadai sehingga tidak ada ruang penyimpanan buku dan ruang belajar di dalam perpustakaan.
“Kami terkendala di ruang, kami tidak memiliki ruang yang cukup, jadi ruang penyimpanan dan ruang baca itu semua satu tempat, tidak dipisah,” katanya.
Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), katanya tidak bisa untuk membangun gedung perpustakaan. Namun setiap tahun buku-buku koleksi perpustakaan dibeli dari dana BOS sehingga ruangan semakin tidak memadai.
“Dari dana BOS kami anggarkan 20 persen untuk buku dan setiap tahun kami beli 20 judul buku,” katanya.
Dana 20 persen itu cukup banyak untuk kebutuhan buku lebih seribu siswa.
“Tapi sayang kami tidak punya tempat penyimpanan sehingga bertumpuk-tumpuk di gedung,” katanya.
Buku-buku yang direkomendasi adalah buku yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tambahan pembelajaran bagi siswa didik di sekolah.
“Ada buku pengayaan, kamus-kamus, ada juga kitab suci, baik itu Alkitab maupun Al-Quran,” katanya.
Jumlah siswa yang lebih seribu membuat sekolah ini harus menyediakan buku pelajaran per mata pelajaran sebanyak siswa.
“Jika satu siswa satu buku maka 20 persen itu kami menghabiskan dana Rp300 juta, jadi kita beli buku itu hampir sesuai dengan jumlah siswa dan jika siswa pinjam pasti ada yang rusak-rusak,” katanya.
Yanggroseray menjelaskan sekolah membeli buku untuk 10 mata pelajaran wajib untuk satu siswa satu buku mata pelajaran. Kemudian buku pengayaan, buku pramuka, ekstra kurikuler, dan buku pengembagan diri.
“Koleksi buku umum juga ada kami sediakan,” katanya.
Sementara itu di SMP YPPGI Sentani perpustakaan sudah ada sejak 2009. Kepala SMP YPPGI Sentani, David Balik, mengatakan fasilitas perpustakaan di sekolahnya terus dibenahi satu persatu.
“Waktu kami dibantu itu hanya bagunan saja tanpa ada isi fasilitas di dalam gedung tersebut seperti lemari, meja, dan yang lain, sampai saat ini masih banyak yang harus dibenahi, baik itu peralatan dan juga fasilitas buku,” katanya.
Buku-buku koleksi perpustakan sekolah ini bantuan dari berbagai pihak yang peduli pada pendidikan di Kabupaten Jayapura.
“Ada bantuan dari pemerintah dan juga ada yang kami beli, kemarin terakhir itu 7 Januari 2020 dari Balai Bahasa Papua ada memberikan bantuan buku pada kami,” katanya.
Buku itu berjudul “Cerita Pendek Remaja”, “Cerita Rakyat Papua, dan “Kibas Cenderawasih”.
Balik mengatakan sebagian buku koleksi perpustakaan dibeli dengan dana BOS.
Saat ini Perpustakaan SMP YPPGI Sentani memiliki koleksi lebih 1.200 eksemplar buku, baik lama maupun baru. Buku koleksi dapat digunakan siswa yang berkunjung.
“Kami tidak pernah membuang buku kecuali buku itu rusak baru kami buang, jika masih baik kami gunakan, itu tergabung buku umum dan buku-buku yang diwajibkan untuk belajar,” kata Balik.
Niat dan semangat siswa untuk membaca buku memang semakin berkurang di era internet menyediakan banyak bacaan. Namun perpustakaan sekolah selalu siap digunakan ketika siswa mendapatkan tugas pelajaran.
“Perpustakaan akan ramai dikunjungi jika ada tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru mereka, jika tidak ada tugas yang diberikan anak-anak tidak ada yang mau untuk berkunjung ke perpustakaan,” kata Balik. (*)
Editor: Syofiardi