Papua No. 1 News Portal | Jubi
Malang, Jubi – Kematian penyu perairan laut selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, terancam akibat pemburuan dan mengkonsumsi sampah plastik. Hal itu dibuktikan dengn data tahunan yang menunjukan ada penyu mati akibat menelan plastik, sementara perburuan mengintai di pantai yang sepi.
“Sampah kantong plastik bisa terlihat oleh penyu bagai ubur-ubur, makanan pokok penyu selain ikan-ikan kecil. Begitu pula jaring ikan yang hanyut bisa tampak seperti rumput laut, salah satu tanaman laut kesukaan penyu,” kata Sutari, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Pilar Harapan alias Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang,
Baca juga : Kendaraaan operasional penangkaran penyu disewakan ke wisatawan
Sosialisasi pelestarian penyu diintensifkan di Kampung Makimi
SMP Satap Tarfia target tetaskan 1.000 telur penyu belimbing
Sutari menyebutkan kelompoknya pernah mengubur penyu yang mati akibat menelan sampah plastik di Pantai Bajulmati. Perut penyu dibedah lebih dulu untuk dikeluarkan sampah itu sebelum penyu dikubur.
Hal itu menjjadi alasan Sutari yang beralih dari pemburu penyu untuk dikonsumsi menjadi penyelamat penyu itu selalu mengingatkan para wisatawan di pantai tertib membuang sampah di tempat yang telah disediakan.
“Setiap sampah plastik yang dibuang sembarangan di pantai itu berpotensi membunuh penyu,” kata Sutari menambahkan.
Melalui BSTC inilah Sutari mengampanyekan konservasi penyu. Dulu sebelum ada BSTC masih sporadis saja sifatnya. Ia mengajak enam temannya sesama eks pemburu penyu mendalami pengetahuan tentang penyu, khususnya tentang teknik penyelamatan dan penetasan telur-telur penyu. Hingga lima tahun berselang, kini BSTC mulai mendapat cukup banyak dukungan dari beberapa lembaga dan perusahaan.
Total sebanyak 1.242 ekor tukik yang dilepas ke perairan laut selatan Malang. Jumlah ini terdiri dari 1.100 ekor tukik penyu lekang atau Lepidochelys olivacea dan 142 ekor tukik penyu hijau atau Chelonia mydas. (*)
Editor : Edi Faisol