Keberagaman jadi modal mengisi kemerdekaan

Papua
Upacara pengibaran bendera pada peringatan 75 tahun Indonesia merdeka, di Kantor Bupati Nabire, Senin (17/8/2020) - Jubi/Titus Ruban.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Nabire, JubiBupati Nabire Isaias Douw mengajak segenap kontestan beserta partai politik bersama-sama pemerintah menjaga situasi kondusif menjelang pilkada pada 9 Desember mendatang. Kepada seluruh aparatur sipil maupun militer, dia juga mengingatkan senantiasa bersikap netral dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.

“Aparatur negara harus menjadi teladan bagi masyarakat agar tercipta demokrasi yang sehat dan kedewasaan dalam berpolitik.  Persatuan tidak pernah ada tanpa saling menerima perbedaan sehingga sebagai bangsa dengan beragam suku, agama, dan budaya, kita harus saling menghargai dan menerima perbedaan (keberagamanan),” kata Bupati Douw, seusai memimpin upacara peringatan 75 tahun kemerdekaan Indonesia, Senin (17/8/2020).

Read More

Dia mengatakan ‘Indonesia Maju’ yang menjadi moto peringatan kemerdekaan kali ini mengartikan bahwa Indonesia harus maju dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, dibutuhkan semangat persatuan dan menghormati keberagaman.

“Perbedaan harus menjadi simbol persatuan untuk membangun bangsa. Generasi muda harus mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” lanjut Douw.

Momentum 75 tahun kemerdekaan Indonesia juga diperingati melalui renungan suci di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa. Kegiatan pada Minggu malam itu dipimpin  Kepala Polres Nabire AKBP Sonny M Nugroho.

“Renungan suci merupakan salah satu bentuk penghormatan dari segenap anak bangsa. Apresiasi dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan kemerdekaan Indonesia,” kata Sonny.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nabire Yermias Degei mengatakan ada tiga rangkaian upacara digelar pemerintah setempat untuk memperingati 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara tersebut ialah pengibaran dan penurunan Bendera Merah Putih di halaman Kantor Bupati Nabire, serta renungan suci di TMP Kusuma Bangsa.

“Upacara hanya diikuti lima orang. Mereka yang menjadi peserta upacara pada pagi hari atau renungan suci tidak ikut lagi pada sore hari (saat penurunan bendera),” kata Degei. (*)

 

Editor: Aries Munandar

Related posts

Leave a Reply