Kazakhstan umumkan keadaan darurat terkait protes berakhir dengan kekerasan

Papua, kerusuhan
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Almaty, Jubi  – Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di Almaty di provinsi Mangistau di bagian barat, tempat protes berubah menjadi kekerasan.

Read More

“Seruan-seruan untuk menyerang kantor pemerintah dan militer benar-benar ilegal,” kata Tokayev dikutip Antara dari Reuters, Rabu, (5/1/2022) pagi.

Baca juga : Negara ini kekurangan pasokan obat usai kebijakan pangkas harga ke produsen
Kerusuhan kepulauan Solomon dan pembatasan Covid-19 wartawan lokal unjuk gigi
Kerusuhan protes penahanan Jacob Zuma tewaskan 72 warga Afrika Selatan

Polisi di Almaty menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk menghentikan ratusan pengunjuk rasa yang menyerbu kantor wali kota.

Pemerintah negara kaya minyak itu mengumumkan kondisi darurat pada Selasa (4/1/2022) malam untuk memulihkan beberapa plafon harga bahan bakar gas cair (LPG), setelah protes yang jarang terjadi mencapai Almaty menyusul kenaikan tajam harga bahan bakar pada awal tahun.

Banyak orang Kazakhstan mengonversi mobil mereka menggunakan LPG, yang jauh lebih murah daripada bensin sebagai bahan bakar kendaraan di Kazakhstan karena plafon harga. Tapi pemerintah berargumen bahwa harga rendah tidak berkelanjutan dan menghapus batas atas harga itu pada 1 Januari.

Kenaikan harga bahan bakar melambung menimbulkan ribuan orang berunjuk rasa pada 2 Januari di kota Zhanaozen, pusat minyak dan lokasi bentrokan yang mematikan antara pengunjuk rasa dan polisi satu dekade lalu.

Bahkan demonstrasi menyebar ke bagian lain di sekitar provinsi Mangistau dan Kazakhstan barat, termasuk pusat provinsi Aktau dan kamp pekerja yang digunakan oleh subkontraktor produsen minyak terbesar Kazakhstan, Tengizchevroil. Perusahaan yang dipimpin Chevron itu mengatakan produksinya tidak terpengaruh.

Di Almaty polisi menguasai alun-alun utama tak lama setelah menembakkan sejumlah granat bercahaya. Namun sejumlah ledakan terdengar selama berjam-jam di jalan-jalan terdekat dan di bagian lain kota itu.

Pada Selasa malam, pemerintah mengumumkan memulihkan plafon harga 50 tenge atau Rp1.600 per liter.  Harga itu  atau kurang dari setengah harga pasar di provinsi Mangistau.

Protes publik dilarang di Kazakhstan kecuali penyelenggara protes itu mengajukan pemberitahuan terlebih dahulu. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply