Meksiko tangguhkan pelayanan usai insiden kekerasan melibatkan migran

Papua, kekerasan seksual
Ada dua laporan baru yang diluncurkan pada 30 Juli mengungkapkan gentingnya isu KDRT, kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak-anak, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di Pasifik dan Timor-Leste. - PINA

Papua No.1 News Portal | Jubi

London, Jubi – Institut Migrasi Nasional Meksiko (INM) pada Jumat, (18/3/2022) kemarin menyatakan telah menangguhkan sementara pelayanan di kota Tapachula di Chiapas. Langkah itu dilakukan setelah beberapa staf terluka dalam insiden kekerasan yang melibatkan para migran.

Read More

Tapachula merupakan sebuah kota di perbatasan dengan Guatemala, sebuah lokasi menjadi bentrokan sebelumnya antara pihak berwenang dan migran yang menunggu surat-surat untuk dapat dengan bebas melakukan perjalanan melalui negara itu.

Baca juga : Pandemi Covid-19 penangkapan migran perbatasan AS Meksiko turun
Balita Meksiko ditemukan di antara truk imigran usai dinyatakan hilang
Meksiko dan AS setujui rantai pasokan dan migrasi

INM mengatakan beberapa anggota stafnya terluka dalam peristiwa yang disebabkan oleh pemimpin gadungan di antara para migran.

“Beberapa fasilitas kami juga rusak, pelayanan dihentikan hingga pemberitahuan lebih lanjut karena keamanan properti dan stafnya tidak dapat dijamin,“ tulis pernytaan INM dikutip Antara dari Reuters

Tercatat setiap tahun terdapat ratusan ribu orang yang sebagian besar migran Amerika Tengah melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan tapi harus menunggu izin untuk menyeberangi Meksiko dan mencapai Amerika Serikat, atau menunggu tanggapan atas permintaan suaka mereka untuk tinggal di Meksiko. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply