Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Papua meminta pemerintah kabupaten/kota di Papua mewaspadai kemungkinan terjadinya badai siklon tropis 94W. Risiko terjadinya badai siklon tropis 94W diperkirakan meningkat pada 13 – 18 April 2021.
Kepala BPBD Papua, Welliam Manderi mengatakan pantauan satelit Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan badai siklon itu sudah berada di sebagian wilayah utara Papua. “Itu yang perlu diantisipasi dengan kesiapsiagaan [pemerintah] kabupaten, khususnya yang berada di wilayah utara,” kata Manderi di Jayapura, Rabu (14/4/2021).
Ia berharap pergerakan badai siklon itu melambat, dan pada akhirnya bergerak kembali ke arah Samudera Pasifik. Dengan demikian, nantinya puncak badai siklon itu tidak terjadi di Papua, sehingga tidak berdampak serius bagi Papua.
“Hari ini Sekretaris Daerah Provinsi Papua akan menandatangani surat peringatan dini dari pusat, dan akan diteruskan ke pemerintah kabupaten/kota. [Pemerintah kabupaten/kota yang akan] melakukan upaya penanganan kesiapsiagaan,” ujar Manderi.
Baca juga: Bandara di Kupang ini kembali dibuka setelah badai siklon tropis seroja
Manderi mengimbau semua warga meningkatkan kewaspadaan, karena badai siklon 94W itu serupa dengan badai seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur. “Badai itu disertai hujan, angin, banjir, dan longsor. Untuk itu, masyarakat yang mendiami daerah-daerah rawan harus peka dan berhati-hati,” kata Manderi.
Saat ditanya soal keberadaan sistem peringatan dini, Manderi menjelaskan di Kota Jayapura hanya terdapat satu pendeteksi bencana. Menurutnya, alat itu hanya berfungsi mendeteksi risiko tsunami yang ditimbulkan gempa bumi.
“Jadi untuk potensi bencana lainnya, kami hanya menyampaikan lewat sosialisasi. Artinya, bagaimana mengenali situasinya, dan mengenali ancamannya, dengan harapan masyarakat bisa tahu dan mengurangi risiko,” jelasnya.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah Wilayah V Jayapura, Tato Agustinus mengimbau masyarakat dan pemangku kepentingan mewaspadai kemungkinan cuaca ekstrim berupa hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. “Cuaca ekstrim itu akibat tidak langsung dari periode bibit Siklon Tropis 94W,” kata Tato.
Tato menyatakan pihaknya menemukan pembentukan Bibit Siklon Tropis 94W di Samudera Pasifik Utara Papua. Tekanan minimum Bibit siklon 94W itu mencapai 1007 hektopascal, dan memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot (37 kilometer/jam).”Berdasarkan model skala global, Bibit Siklon 94W akan berpropagasi ke arah barat laut, dan mencapai intensitas siklon tropis dalam 24 jam ke depan, dengan kategori sedang,” ujarnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G