Karya Arnold C Ap menginspirasi para musisi muda Papua

papua-mambesak-arnold-ap
Arnold Ap (memegang gitar sebelah kiri) memainkan lagu-lagu bersama dengan teman-temannya di Grup Mambesak (foto: Marthen Rumabar dalam Diana Glazebrook, Permissive Residents: West Papuan Refugees Living in Papua New Guinea, ANU E-Press, 2008, p. 40)

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Kelompok pemuda-pemudi Papua yang menamakan dirinya sebagai Munaba menggelar diskusi bertajuk Merawat Ingatan, Mengenang Arnold Ap. Mereka memberikan beragam testimoni tentang siapa itu Arnold Ap, dan bagaimana karya-karya musisi Mambesak itu mempengaruhi keberadaan mereka.

Beragam jawaban muncul untuk menjawab siapa Arnold C Ap. Ia adalah seorang musisi, budayawan, kurator, pendiri Mambesak, dan banyak lagi. Cuplikan video yang ditampilkan kepada para peserta diskusi pun tidak akan utuh menggambarkan seorang Arnold C Ap.

Read More

Berbagai dokumen laporan situasi Hak Asasi Manusia di Papua melaporkan Arnold C Ap adalah budayawan, kurator, musisi, dan sastrawan yang ditembak mati oleh Kopasanda/Kopassus. Jenazahnya ditemukan di Base G, Kota Jayapura, Papua, pada 25 April 1984.

Ia seorang tokoh sekaligus juga budayawan yang menginisiasi grup musik Mambesak pada 1978. Melalui musiknya, Mambesak telah mengangkat harkat dan martabat orang Papua, sehingga ia kerap disebut sebagai tokoh budaya Papua.

Baca juga: Mengenang 37 tahun kematian budayawan dan seniman Arnold C Ap

Karya-karya besarnya bisa dijumpai di Lokabudaya Museum Universitas Cenderawasih. Nyanyian Mambesak yang termasyur hingga pelosok negeri, penelitian-penelitiannya, dan berbagai karya lain Arnold C Ap.

Istri dari almarhum Arnold Clemens Ap, Cory Ap dan anak sulungnya, Oridek Ap yang bermukim di Belanda juga turut diundang dalam diskusi itu. Cory menyampaikan terimakasih kepada generasi muda Papua yang terus melakukan berbagai macam kegiatan untuk mengenang mendiang Arnold Ap.

Cory Ap menuturkan, sebelum berulang Arnold Ap berpesan kepadanya untuk segera membawa tiga anak mereka ke luar negeri. “Bapak Arnold Ap menyampaikan ‘Mama perempuan yang hebat, bawa anak-anak ke luar negeri, supaya mereka tumbuh tenang dan tidak ada tekanan dari Indonesia.’ Nanti suatu saat mereka besar, baru mereka akan tahu siapa itu bapaknya,” kata Cory Ap.

Baca juga: Kelompok musik Mambesak menyatukan orang Papua

Ia berpesan kepada perempuan Papua untuk menjaga kesehatan dan dapat melahirkan anak lebih dari empat, sebab Tanah Papua masih luas. Akan tetapi, Cory Ap mengingatkan agar perempuan Papua menjaga jarak antar kelahiran.

“Selain itu, juga harus belajar bahasa daerah. Agar generasi muda juga dapat mengetahu bahasa daerahnya sendiri,” katanya.

Oridek Ap mengatakan ayahnya, Arnold C Ap dibunuh oleh Kopasanda saat dia berusia delapan tahun. “Meskipun kami hidup di luar negeri, sesuai pesan bapak, tetapi saya dan adik tidak merasa aman, karena [kami sudah] kehilangan bapak,” katanya.

Oridek Ap mengatakan bapaknya sering berceritera dongeng. “Saya masih ingat,  selain bernyanyi,  bapak saya juga jago mop [atau cerita lucu ala Papua].  Hal itu membuat bapak saya dikenal banyak orang,” kata Oridek Ap.

Baca juga: Menapaki jalan Mambesak: Memikirkan gerakan kebudayaan rakyat Papua (bagian 1/2)

Menurut Oridek Ap, menyanyi itu memang hidup. Menyanyi itu juga soal harga diri, dan bagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Oridek Ap juga mengatakan bahwa dirinya berencana belajar bahasa daerahnya, bahasa Biak. Ia juga mengajak orang Papua mencintai pangan lokal.

“Saya bisa dengar ketika keluarga berbicara bahasa Biak. Tetapi saya sendiri tidak bisa berbicara bahasa daerah itu sendiri. Saya akan belajar bahasa daerah. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi papeda, pisang, ubi, keladi, dan lainnya,” katanya.

Personel Kanada Brayan Crew, Brayan mengatakan bahwa Arnold Clemens Ap adalah tokoh teladan yang menginspirasi kelompok musiknya. “Kami selalu terinspirasi dengan karya-karyanya” kata Brayan.

Brayan mengatakan generasi muda Papua hari berbangga menyanyi Hip-hop dengan meneladani aliran musik dari luar negeri.  “Namun mereka semakin lupa, bahwa ada orang yang bernyanyi tentang dan demi mempertahankan identitas dan jati diri kita,” katanya.

Baca juga: Menapaki jalan Mambesak: Memikirkan gerakan kebudayaan rakyat Papua (2/selesai)

Brayan mengatakan anak anak generasi milenial yang semakin lupa bahasa, juga nyanyian dalam bahasa daerah. Akan tetapi, mereka fasih meniru lagu dari luar Papua.

“Satu kali, saya jumpai di salah satu kampung di Merauke. Orangtua mereka menyuruh anak-anak menggunakan bahasa daerah, namun anak anak itu membalas dengan bahasa Indonesia. Itu ironi sekali,” katanya.

Di tengah kegelisahan itu, Brayan merasa Arnold AP menjadi tokoh yang kuat menginspirasinya untuk tetap melestarikan bahasa daerah setiap suku di Papua. “Agar kita tetap merawat bahasa daerah dalam bentuk media, agar dapat diwarisi oleh generasi mendatang,” katanya.

Musisi Hip-hop Epo Urbinas, yang lebih dikenal dengan nama Epo Devenomeno, mengatakan sosok Arnold Clemens Ap akan mengingatkan kita semua dengan karyanya yang berakar kuat kepada seni dan budaya Papua. ” Arnold Ap adalah spirit bagi kami, generasi Papua yang tersebar di berbagai genre musik di Papua maupun yang ada di luar Papua,” ujarnya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply